SURABAYA – Sebanyak 350 rumah di Tambak Asri, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, terdampak proyek normalisasi tahap kedua yang memicu sorotan dari Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Zuhrotul Mar’ah.
Menurutnya, proyek yang membentang sekitar 3 kilometer mulai Kalianak hingga Genting itu kurang mendapatkan sosialisasi yang memadai kepada warga.
“Yang saya sesalkan, sosialisasi ini tidak tersampaikan dengan baik. Warga kaget karena dianggap meminta normalisasi, padahal mereka tidak tahu-menahu. Dampaknya besar, sekitar 350 rumah atau seribuan jiwa terdampak,” ujarnya, Rabu (13/8).
Zuhrotul menambahkan, hingga kini masih ada satu RW di Tambak Asri yang menolak menandatangani persetujuan. Ia juga mengungkapkan, para ketua RT di wilayah terdampak belum mendapatkan penjelasan rinci terkait lebar, panjang, dan titik normalisasi.
“Kalau memang sudah ada sosialisasi, warga tidak mungkin mengadu ke saya. Bahkan RT saja tercengang saat tahu normalisasi ini selebar 18,6 meter. Dampaknya seperti apa, penggusurannya bagaimana, kompensasinya apa, semua belum jelas,” tegasnya.
Tak hanya itu, legislator asal PAN ini juga menjelaskan, bahwa warga yang terdampak telah mengirim surat audiensi kepada Wali Kota, DPRD Kota Surabaya, dan Gubernur Jawa Timur. Namun hingga kini, belum ada pertemuan resmi yang dilakukan.
“Setelah mereka curhat ke saya, mereka langsung mengirim surat ke Wali Kota untuk meminta audiensi. Mereka juga mengirim surat ke DPRD Kota Surabaya dan Ibu Gubernur, tetapi sampai hari ini belum ditemui,” ungkapnya.
Zuhrotul menuturkan, pihaknya telah berupaya memfasilitasi pertemuan antara warga dan DPRD Kota Surabaya. Bahkan, surat audiensi sudah didisposisi ke Komisi C, namun sampai saat ini belum dijadwalkan untuk hearing.
“Sudah didisposisi untuk di Komisi C, namun sampai hari ini belum bisa dihearingkan,” terangnya.
Meski demikian, ia mengaku telah berkomunikasi dengan Wali Kota dan Ketua DPRD Kota Surabaya untuk mencari solusi terbaik. “Tentunya kami sudah komunikasi dengan Pak Wali dan Pak Ketua DPRD, tetapi prosesnya masih berjalan. Semoga ada jalan keluar,” pungkasnya.