SURABAYA – Pagelaran Budaya Tosan Aji Nusantara yang dibuka Senin, 17 November 2025, masih berlangsung hingga Jumat, 21 November 2025 di Gedung Balai Pemuda Surabaya. Memasuki hari keempat, pameran tersebut tidak hanya memamerkan koleksi budaya, tetapi juga menggelar lelang sejumlah benda. Mulai dari keris, batu akik, batu permata, mata tombak, pedang, hingga berbagai aksesori.
Eko, peserta pameran yang baru pertama kali ikut, membawa beragam jenis keris. Di antaranya keris Madura jenis Nogo Rojo, keris Mataram, Singasari, hingga beberapa pusaka peninggalan masa kerajaan. Selain ikut pameran, ia juga memperkenalkan koleksinya melalui media sosial dan platform khusus keris.
“Koleksi keris ini tujuan utamanya untuk kebudayaan, istilah Jawanya nguri-nguri budaya. Tapi memang ada beberapa keris yang punya yoni khusus. Jadi kalau ada yang ingin membeli, kita jelaskan dulu mana yang hanya untuk pajangan, mana yang punya karakter tertentu. Harganya tetap mengikuti kesepakatan, tergantung minat pembelinya,” ujar Eko, Kamis (20/11).
Anwar, kolektor asal Malang, bercerita bahwa awalnya ia hanya mengoleksi batu akik dan permata sebelum kemudian tertarik pada dunia perkerisan. Menurut pengamatannya, ada perbedaan karakter antara kolektor keris di kota besar dan di daerah.
“Kalau di kota besar biasanya lebih fokus pada pelestarian budaya. Kalau di desa atau pedalaman, mereka lebih mencari keris yang punya ciri tertentu atau yoni,” ujar Anwar.
Saat ditanya soal perkembangan batu akik, Anwar membawa berbagai jenis batu dengan harga mulai Rp100.000 hingga Rp300.000. Ia menilai pasar batu permata masih lebih stabil dibandingkan akik.
“Sama seperti keris, batunya ada yang diyakini punya yoni. Tapi bagi kami tetap soal melestarikan budaya Nusantara. Harga batu akik sekarang normal, tapi untuk kelas permata harganya masih beragam,” tutupnya.
Masyarakat yang penasaran dengan suasana pameran bisa langsung datang ke Gedung Balai Pemuda Surabaya sisi barat, Jalan Gubernur Suryo, tepat di samping Gedung Negara Grahadi dan SMAN 6 Surabaya. Pengunjung tidak dikenakan tiket masuk, cukup parkir di Alun-Alun Surabaya lalu menikmati pameran budaya leluhur Nusantara.