SURABAYA – Peringatan Isra’ Mi’raj 1446 H, yang jatuh pada 27 Januari 2025, mengingatkan umat Islam akan peristiwa penting perjalanan Nabi Muhammad SAW atas perintah Allah SWT. Menurut Ketua Masyarakat Intelektual Indonesia (MMI), Mohammad Badaruddin, peristiwa Isra’ Mi’raj bukan sekadar seremonial sejarah, tetapi juga sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah sholat dan memperdalam hubungan dengan Sang Pencipta.

“Isra’ Mi’raj merupakan wujud kasih sayang Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW yang menetapkan sholat sebagai kewajiban utama umat Muslim,” ujar Badaruddin, melalui siaran pers, Selasa (28/1).

Peristiwa Isra’ Mi’raj dimulai dengan perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra’), dilanjutkan dengan perjalanan menuju Sidratul Muntaha di langit ketujuh (Mi’raj). Dalam perjalanan tersebut, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu langsung dari Allah SWT mengenai kewajiban sholat.

Badaruddin menegaskan bahwa peringatan Isra’ Mi’raj juga menjadi pengingat bagi umat Islam akan sifat dunia yang sementara. Ia mengajak umat untuk senantiasa menjaga iman dan takwa melalui ibadah yang benar.

“Kehidupan dunia ini adalah ujian. Mari kita menjaga ibadah dan taqwa, serta menjauhi segala larangan-Nya, agar kita memperoleh keselamatan dan keberkahan,” tandas Badaruddin.

Lebih jauh, Badaruddin mengajak umat Islam untuk menjadikan Isra’ Mi’raj sebagai waktu untuk introspeksi diri, memastikan setiap tindakan sudah sesuai dengan perintah Allah SWT.

“Isra’ Mi’raj mengandung petunjuk penting untuk menjaga sholat dan amal ibadah kita. Al-Qur’an dan hadits adalah pedoman utama untuk menjadi hamba yang beriman dan bertakwa,” tutup Badaruddin.