BONDOWOSO – Bulog Bondowoso menyerap 10 ribu ton gabah dari petani dengan target permintaan 25 ribu ton yang ditetapkan.
Kepala Bulog Bondowoso Situbondo Hesty Retno Kusumastuti menyampaikan, untuk penyerapan gabah secara masif akan terus bersinergi dengan petani meskipun terdapat beberapa kendala.
“Kendalanya, penyerapan dari KS (Kering Sawah) butuh mesin pengering dan curah hujan tinggi berpengaruh terhadap serapan.” katanya, Kamis (1/5).
Kendati begitu, ia meyakini sinergi dengan petani dapat mencapai target serapan gabah untuk mewujudkan swasembada pangan.
Hesty menjelaskan pemerintah akan memperbaiki faktor pendukung swasembada pangan dan melakukan evaluasi berkala.
“Sampai hari ini hampir semua penggilingan bekerjasama dengan Perum Bulog,”jelasnya.
Dandim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani berharap target penanaman Luas Tambah Tanam (LTT) 103 ribu hektare berbanding lurus dengan hasil panen.
“Meskipun panen raya menyebabkan proses pengeringan kewalahan untuk masuk ke penampungan gudang. “Pengering kita gak mampu menampung itu,”katanya.
Sementara Wakil Ketua DPRD Bondowoso Andi Wijaya mendukung upaya ketahanan pangan untuk kesejahteraan petani dan masyarakat meskipun terdapat beberpa kendala.
“Tidak hanya soal ketahanan pangan tapi juga mensejahterakan petani Bondowoso,”tuturnya.
Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, Tohari menerangkan petani merasa sulit menjual hasil panen ke Bulog.
Bahkan tutur dia sampai saat ini tidak mencapai 50 persen yang diserap oleh Bulog.
“Ada kendala Bulog tidak punya selep, RMU, lantai jemur, Dum dryer dan masih bergantung 28 mitra,”terang dia.