Sosok berjuluk “Kombes Joker” tengah menjadi sorotan setelah diduga mengambil alih pengelolaan lokasi Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Pohuwato yang sebelumnya di Kelola Yosar Ruiba.

Aktivitas di lokasi PETI Kabupaten Pohuwato terus menjadi sorotan berbagai pihak karena telah menyebakan kerusakan alam, menjadi pemicu darurat malaria dan sejumlah masyarakat kehilangan sumber air bersih.

Namun, bukannya di respon dengan upaya penertiban, justru sosok pengelola baru di munculkan berjuluk “Kombes Joker”untuk menggantikan dominasi Yosar Ruiba di lokasi PETI Kabupaten Pohuwato.

Dengan iming-iming paket upeti hemat berkisar 25juta rupiah setiap alatnya ditambah pelayanan pengamanan ketat dan manajemen yang lebih rapi, sejumlah pelaku pengrusakan lingkungan di Kabupaten Pohuwato mulai tertarik berpindah pengelola.

Kombes Joker kini menjadi perbincangan hangat karena dugaan keterlibatannya dalam jaringan pertambangan ilegal di Kabupaten Pohuwato sekaligus membuktikan jika institusi Polri Polda Gorontalo tidak lagi memiliki marwah sebagai aparat penegak hukum.

“Sudah saatnya Presiden Prabowo Subianto mencopot Kapolri agar citra Polri sebagai penegak hukum dapat kembali menjadi kepercayaan publik, penempatan Irjen Eko yang akan penisiun bulan agustus nanti sebagai Kapolda Gorontalo merupakan kekelirun yang diakukan Kapolri karena Irjen Eko sebagai Kapolda tidak sanggup menyelesaikan persoalan moralitas pejabat Polda Gorontalo yang secara terang-terangan membekingi aktivitas PETI”, ujar Raihan Ahmad aktivis lingkungan Gorontalo.