SURABAYA – Menindaklanjuti laporan warga terkait kasus perundungan antar siswa, Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Abdul Ghoni Mukhlas Niam, bergerak cepat merespons persoalan tersebut.

Ia menegaskan, bahwa kasus perundungan tidak bisa dianggap remeh, karena menyangkut rasa aman dan kenyamanan siswa dalam menjalani proses belajar mengajar.

Tindakan ini menjadi bukti nyata bahwa seorang wakil rakyat memiliki tanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat, khususnya para pelajar. 

Sebagai bentuk komitmen tersebut, Abdul Ghoni Mukhlas Niam yang akrab disapa Cak Ghoni langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Surabaya.

“Sidak ini merupakan wujud perhatian serius terhadap pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, serta mendukung tumbuh kembang peserta didik secara menyeluruh,” ujarnya, Sabtu (24/5).

Lebih lanjut, Cak Ghoni menekankan bahwa menciptakan sekolah yang bebas dari kekerasan bukan hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah atau guru, melainkan juga membutuhkan kolaborasi aktif dari seluruh pihak, termasuk orang tua dan siswa itu sendiri.

“Selain memastikan penanganan kasus berjalan dengan tepat, kami juga mendorong penguatan program edukasi anti-perundungan yang melibatkan seluruh elemen sekolah, termasuk guru, siswa, dan orang tua,” tambah mantan Aktivis PMII.

Selain itu, Ia juga menyoroti pentingnya penguatan pendidikan karakter sebagai langkah preventif jangka panjang. “Edukasi karakter, nilai empati, dan toleransi harus ditanamkan sejak dini sebagai upaya preventif yang berkelanjutan,” tegasnya.

Pernyataan tersebut selaras dengan pandangan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, yang sebelumnya juga menyebut perlunya pergeseran fokus pengelolaan kinerja guru dari semata-mata akademik ke peran mereka sebagai pembimbing karakter dan mitra pendidikan masyarakat.

“Guru diharapkan menjadi mitra utama dalam memperkuat pendidikan karakter, aktif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan terlibat langsung dalam berbagai program di satuan pendidikan,” imbuh Ghoni, mengutip pernyataan menteri.

Ghoni menyatakan komitmennya untuk terus mendorong kebijakan pendidikan yang berpihak pada peserta didik. Dia berharap pendekatan holistik dan kolaboratif bisa terus diperkuat guna mewujudkan sistem pendidikan yang sehat, aman, dan inklusif di Surabaya.

“Saya mendukung penuh upaya peningkatan kualitas pendidikan dan perlindungan peserta didik melalui pendekatan yang holistik dan kolaboratif,” tutupnya.