SURABAYA – Bulan Juni yang dikenal sebagai Bulan Bung Karno, mendapat respon positif dari Baktiono, anggota Komisi B DPRD Surabaya sekaligus Sekretaris di DPC PDI Perjuangan.

Menurutnya, Bulan Juni merupakan momentum penting untuk kembali mengingat dan meneladani peran besar Bung Karno dalam merumuskan dasar negara, Pancasila.

“Kenapa kita menyebut Juni sebagai Bulan Bung Karno? Karena bagi PDI Perjuangan, bulan ini sangat luar biasa. Bahkan bukan hanya bagi PDI Perjuangan saja, tapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Baktiono, saat dikonfirmasi tikta.id, Selasa (3/6).

Ia juga menyoroti, pentingnya tanggal 1 Juni yang secara nasional telah ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Momen tersebut merupakan saat bersejarah ketika Bung Karno untuk pertama kalinya menyampaikan gagasan dasar negara dalam sidang pertama’ BPUPKI.

Dalam penjelasannya, Baktiono menggunakan analogi sederhana untuk menggambarkan pentingnya fondasi negara yang kuat.

“Kalau kita ibaratkan seperti membangun rumah, fondasinya tidak boleh dari pasir atau batu kali yang mudah rapuh dan tergerus air. Tapi harus seperti batu karang yang kokoh, yang bisa menyatu kuat dengan semen dan tahan badai. Itulah Pancasila,” jelasnya.

Lebih lanjut, Baktiono menyampaikan bahwa pada Bulan Juni ini, DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya turut mengusulkan agar Megawati Soekarnoputri tetap menjabat sebagai Ketua Umum dalam Kongres PDI Perjuangan yang akan digelar pada tahun 2025 mendatang.

“Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Surabaya mengusulkan dalam Kongres 2025 mendatang untuk mengukuhkan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum, sesuai dengan amanat Rakernas 2024,” paparnya.

Tak hanya itu, Baktiono juga menyampaikan pesan inspiratif bagi generasi muda di tengah era disrupsi teknologi yang berkembang pesat. Ia pun mengingatkan kembali pesan Bung Karno yang legendaris, “Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

“Anak muda harus progresif dan revolusioner. Mereka harus bekerja keras, berpikir kritis, penuh semangat, mampu berargumen, dan menciptakan karya-karya hebat seperti pemuda Indonesia pada tahun 1928,” tandasnya.

Untuk itu, Baktiono berharap Bulan Juni mendapat tempat yang sakral dalam sejarah nasional, setara dengan Bulan Agustus sebagai bulan kemerdekaan.

“Harapan kami di partai, Bulan Juni ini bisa dianggap setara dengan Bulan Agustus. Keduanya sama-sama sakral. Karena sebelum kemerdekaan diproklamasikan pada 17 Agustus, Bung Karno sudah meletakkan dasar negara pada 1 Juni. Itulah fondasi utama sebelum berdirinya negara ini,” tutupnya.