BANGKALAN– Di tengah keterbatasan donasi yang menurun tahun ini, semangat relawan G25 Indonesia tak pernah padam. Dalam program Bulan Pendidikan 2025, mereka tetap hadir di tengah masyarakat untuk memastikan anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap bisa melanjutkan sekolah.

Ketua G25 Indonesia, Dasuki Rahmad, menegaskan bahwa meski jumlah donatur berkurang, kualitas bantuan tetap dijaga.

“Donatur menyumbang secara sukarela. Kalau tahun ini agak turun, itu hal wajar karena kondisi ekonomi. Tapi soal kualitas, kami tetap berikan yang terbaik,” tambahnya.

Menariknya, banyak dari anak-anak penerima bantuan tahun ini merupakan anak dari orang tua yang sebelumnya mendapat bantuan pemberdayaan ekonomi dari G25.

Salah satu relawan perempuan, Fatimah, menyampaikan bahwa keterlibatan mereka sepenuhnya bersifat sukarela. Ia mengaku tergerak untuk ikut meringankan beban para orang tua.

“Kami sadar, kebutuhan masuk sekolah itu banyak. Semoga bantuan dari para donatur ini benar-benar bisa jadi berkah dan membantu para orang tua yang sedang kesulitan,” ucapnya

Relawan lainnya, Mustaqim, menjelaskan para relawan G25 Indonesia membuktikan gerakan sosial berbasis komunitas tetap bisa memberi dampak besar jika dilakukan dengan niat baik dan gotong royong.

“Jangan sampai ada anak putus sekolah hanya karena tidak punya seragam atau sepatu,” tegas Mustaqim.

Meski tidak berasal dari kalangan elite, mereka adalah orang-orang yang memilih peduli. Mereka bukan orang kaya, tapi mereka menunjukkan bahwa solidaritas itu nyata.