SURABAYA – Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Kota Surabaya, Agung Supriyo Wibowo, mengatakan stok beras di Surabaya sangat mencukupi.

Hal itu diungkapkan usai Pemkot Surabaya bersama Satgas Pangan Polrestabes Surabaya sidak ke sejumlah pasar dan perusahaan distribusi beras. Hasil sidak stok beras di Kota Pahlawan aman dan tidak ditemukan perderan beras oplosan

“Alhamdulillah ketersediaan kami adalah angka delapan. Jadi, untuk delapan bulan ke depan itu masih ada, masih aman,” ungkapnya.

Sidak ini dilakukan sebagai respons terhadap kelangkaan beras medium yang belakangan ini menjadi sorotan. Sebab, saat ini, beras medium memang relatif jarang ditemukan di pasaran karena kemungkinan pembatasan distribusi dan belum banyaknya beras SPHP yang terdistribusi.

“Sidak ini sebenarnya karena beras medium itu langka. Karena kemungkinan ya kalau dari informasi isu itu kan banyak yang dioplos (untuk beras premium),” jelasnya. 

Dalam sidak hari ini, beras medium memang ditemukan, namun dalam jumlah sedikit. Mayoritas beras yang dijual adalah beras premium. 

Pengecekan beras premium juga dilakukan untuk memastikan kualitasnya, terutama terkait persentase pecahan beras. Beras premium seharusnya memiliki pecahan maksimal 10%, jika lebih dari itu, kualitasnya masuk kategori medium.

“Tadi saya juga tanya ke pedagang itu kenapa beras medium itu kok langka, karena di selepan-selepan itu sudah tidak diperkenankan untuk membuat yang medium,” ungkapnya.

Rencananya, sidak akan dilanjutkan ke perusahaan distribusi beras lainnya dan berlanjut ke pasar-pasar besar pantauan di Surabaya, yaitu Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Tambahrejo, Pasar Soponyono, dan Pasar Genteng. Oleh sebab itu, Agung mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir. 

“Imbauan kami bahwa di Surabaya untuk ketersediaan beras cukup, sangat cukup. Dan untuk isu-isu oplosan memang tidak kami temukan,” pungkasnya.