JAKARTA – Di antara sekian banyak band yang tumbuh di era 2000-an, Last Child menjadi salah satu yang paling jujur menyuarakan keresahan generasi muda. Dipimpin oleh Virgoun sebagai vokalis, band ini dikenal lewat lagu-lagu patah hati dan perjuangan batin yang dalam.
Berikut tujuh lagu terbaik Last Child versi Tikta id yang paling membekas dan masih relevan didengarkan hingga hari ini:
1. Duka
Menjadi lagu Last Child yang paling banyak diputar, “Duka” tak sekadar bicara tentang kehilangan. Ia seperti suara sunyi dari mereka yang memikul luka, tapi tak pernah punya tempat untuk bersandar. Liriknya menusuk, tapi sekaligus memeluk.
2. Seluruh Nafas Ini (feat. Giselle)
Kolaborasi Virgoun dan Giselle ini menjadi salah satu duet paling emosional di jagat musik pop Indonesia. Lagu ini tak hanya bicara soal cinta abadi, tapi juga tentang kerelaan untuk menyatu hingga napas terakhir.
3. Sekuat Hatimu
Lagu ini adalah doa dari seseorang yang mencoba ikhlas, meski dunia dalam dirinya runtuh. Dengan aransemen yang sederhana tapi menghantam, “Sekuat Hatimu” jadi pengingat bahwa kekuatan kadang muncul dari kehancuran.
4. Diary Depresiku
Tak banyak musisi berani menuliskan luka mental secara gamblang seperti di lagu ini. “Diary Depresiku” adalah potret gelap yang justru jadi penerang bagi mereka yang merasa sendirian.
5. Bernafas Tanpamu
Perpisahan kadang lebih sakit saat tidak direncanakan. Lagu ini menangkap perasaan itu dengan tepat—ketika seseorang harus belajar hidup tanpa sosok yang dulu terasa paling penting.
6. Tak Pernah Ternilai
Sebuah pengakuan tulus dari seseorang yang mencintai sepenuh hati, namun tak pernah dihargai. Lagu ini seakan bicara pada mereka yang diam-diam terus bertahan tanpa pernah dianggap ada.
7. Pedih
Sesuai judulnya, lagu ini adalah jeritan dari luka yang sudah tak mampu disembunyikan. Sederhana, tapi begitu jujur. Dan justru karena itu, ia terasa dekat.
Melalui lagu-lagu ini, Last Child telah menjadi teman setia bagi mereka yang pernah patah, pernah kehilangan, dan masih berusaha bertahan. Musik mereka bukan hanya soal nada, tapi tentang bagaimana bertahan hidup di dunia yang kadang terlalu bising untuk jiwa yang rapuh.