SURABAYA – Pernikahan merupakan momen sakral yang menyatukan dua insan dalam ikatan cinta. Namun, di tengah budaya modern yang sering mengagungkan kemewahan, banyak pasangan, terutama dari kalangan kelas menengah ke bawah, memilih untuk menggelar pernikahan sederhana. 

Berikut delapan alasan mengapa pernikahan sederhana lebih bijak, tanpa mengorbankan makna dan kebahagiaan:

Mengurangi Beban Finansial

Menggelar pernikahan mewah sering kali membutuhkan biaya besar, mulai dari dekorasi, catering, hingga sewa gedung. Bagi kelas menengah ke bawah, ini bisa menguras tabungan atau bahkan mendorong berutang. Pernikahan sederhana memungkinkan pasangan memulai kehidupan baru tanpa tekanan finansial yang berat.

Fokus pada Esensi Pernikahan

Pernikahan bukan tentang kemegahan acara, melainkan komitmen dan cinta antara dua orang. Dengan mengadakan pernikahan sederhana, pasangan bisa lebih fokus pada makna ikatan suci tersebut, bukan pada detail acara yang sering kali hanya untuk memenuhi ekspektasi sosial.

Mengurangi Stres Perencanaan

Mengatur pernikahan mewah membutuhkan waktu, tenaga, dan koordinasi yang rumit. Sebaliknya, pernikahan sederhana dengan tamu terbatas dan dekorasi minimalis jauh lebih mudah disiapkan, sehingga pasangan bisa menikmati proses tanpa stres berlebihan.

Lebih Ramah Lingkungan

Pernikahan mewah sering kali menghasilkan limbah, seperti dekorasi sekali pakai, plastik, atau sisa makanan. Pernikahan sederhana cenderung lebih hemat sumber daya, menggunakan dekorasi reusable atau bahkan mengandalkan elemen alami, seperti bunga lokal atau dekorasi buatan tangan.

Membangun Solidaritas Sosial

Dalam komunitas kelas menengah ke bawah, pernikahan sederhana mencerminkan empati terhadap kondisi ekonomi tetangga atau kerabat. Mengundang tamu secukupnya dan menyajikan hidangan sederhana membuat acara lebih inklusif dan tidak membebani tamu untuk memberikan sumbangan besar.

Tabungan untuk Masa Depan

Uang yang seharusnya digunakan untuk pernikahan mewah bisa dialihkan untuk kebutuhan yang lebih penting, seperti membeli rumah, investasi, atau dana pendidikan anak kelak. Ini adalah langkah bijak untuk membangun pondasi keuangan keluarga yang kokoh.

Mengurangi Ekspektasi Sosial yang Tidak Realistis

Budaya pamer sering mendorong pasangan untuk menggelar pernikahan di luar kemampuan demi gengsi. Pernikahan sederhana mengajarkan kebahagiaan tidak diukur dari kemewahan, melainkan dari kebersamaan dan dukungan orang-orang terdekat.

Momen yang Tetap Bermakna

Meski sederhana, pernikahan tetap bisa penuh makna dengan sentuhan personal, seperti membuat undangan sendiri, mengadakan acara di rumah, atau melibatkan keluarga dalam prosesi adat. Keintiman acara justru sering kali menciptakan kenangan yang lebih hangat dan mendalam.

Pernikahan sederhana bukan berarti mengorbankan keindahan atau kebahagiaan. Bagi kelas menengah ke bawah, pendekatan ini tidak hanya meringankan beban finansial, tetapi juga memperkuat nilai-nilai esensial seperti cinta, kebersamaan, dan perencanaan masa depan yang bijak. 

Dengan memilih kesederhanaan, pasangan bisa memulai perjalanan rumah tangga dengan langkah yang lebih ringan dan penuh makna.