SURABAYA – Pembangunan gedung tiga lantai SMP Negeri di kawasan Kedung Baruk akhirnya kembali dilanjutkan. Sebelumnya, proyek tersebut sempat mendapat protes dari warga karena tidak adanya sosialisasi, sehingga pekerjaan terpaksa dihentikan selama beberapa jam.
Tak lama kemudian, pihak PT Putra Karya Salimindo selaku pelaksana proyek menggelar sosialisasi bersama warga. Kegiatan ini digelar di depan kantor RT 01 RW 02 Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, pada Kamis (7/8) malam.
Hadir dalam kegiatan, perwakilan PT Putra Karya Salimindo, Ketua RT 01 dan RT 02, Ketua RW 02, Ketua LPMK, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.
Dalam sambutannya, perwakilan dari PT Putra Karya Salimindo menyampaikan, bahwa sesuai kontrak, waktu pengerjaan proyek adalah 120 hari. Oleh karena itu, waktu yang tersedia akan dimanfaatkan seefektif mungkin, termasuk pengerjaan pada malam hari untuk mengejar target.
“Mengingat waktu yang singkat, pekerjaan juga akan dilakukan pada malam hari sesuai kontrak yang ada,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa tahap pekerjaan dengan tingkat kebisingan tinggi akan berlangsung selama dua bulan, diawali dengan proses pemancangan selama dua minggu sebelum masuk ke tahap pengecoran.
Oleh karena itu, pihaknya menyatakan bersedia menerima berbagai masukan dari warga, khususnya yang berkaitan dengan aspek keselamatan kerja (safety).
“Kami menerima masukan dari masyarakat, terutama terkait aspek keselamatan kerja,” tambahnya.
Namun, Tallab, salah satu warga yang terdampak langsung, mempertanyakan belum terpasangnya pelindung proyek (safety) meskipun pekerjaan sudah berjalan. Menurutnya, kondisi tersebut membuat debu beterbangan dan masuk ke rumah warga.
“Rumah saya penuh debu karena safety belum terpasang. Tetangga saya juga banyak yang batuk akibat debu dari pembongkaran gedung,” keluhnya.
Tallab pun menegaskan, pelindung proyek seharusnya dipasang sebelum pekerjaan dimulai untuk mencegah dampak buruk bagi warga sekitar.
Hal senada disampaikan Suroso, warga RW 02. Ia menyoroti potensi risiko kecelakaan kerja yang bisa merugikan masyarakat apabila prosedur keselamatan tidak dijalankan secara benar. “Sampai saat ini safety belum terpasang,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua LPMK Muslih mengaku tidak mengetahui adanya pembangunan di SMPN sebelum mendapat informasi dari Ketua RW dan pihak kelurahan. Meski begitu, ia menyatakan dukungannya terhadap pembangunan tersebut.
“Pada prinsipnya saya sangat mendukung adanya pembangunan tiga lantai ini karena akan menambah kuota penerimaan siswa baru,” pungkasnya.