
HarianMetro.co, POHUWATO – Situasi politik lokal di Kabupaten Pohuwato kembali memanas. Aliansi Masyarakat Bersama Penambang Daerah (AMBEPEDA) menegaskan akan menggelar aksi massa besar-besaran di Desa Hulawa dan sekitarnya sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan yang dinilai semakin dirasakan masyarakat.
Jenderal Lapangan AMBEPEDA, Taufik Dunggio, menyebut aksi tersebut bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan gerakan yang lahir dari keresahan rakyat.
“Ini akan menjadi aksi massa terbesar, karena beberapa hari terakhir kami telah menyebarkan selebaran dan berkomunikasi langsung dengan tukang ojek, pedagang, serta kabilasa. Sudah banyak masyarakat yang menyatakan siap bergabung,” ungkap Taufik, Jumat (5/9/2025).
Menurutnya, hak-hak masyarakat adat atas pengelolaan tambang semakin tergerus akibat lemahnya regulasi dan dugaan praktik-praktik tidak sehat yang merugikan rakyat. Negara dan perusahaan tambang dituding hanya mengejar kepentingan ekonomi tanpa memperhatikan penderitaan masyarakat kecil.
Ada sejumlah isu krusial yang akan diangkat dalam aksi tersebut. Pertama, penyelamatan hak masyarakat adat atas tambang yang dinilai diabaikan. Kedua, polemik pengalihan status Desa Hulawa yang menimbulkan keresahan warga. Ketiga, penciutan wilayah tambang hingga 100 hektare yang berdampak pada ruang hidup masyarakat.
Selain itu, AMBEPEDA juga menyoroti krisis air bersih di Desa Hulawa, kerusakan infrastruktur jalan desa, serta permasalahan ketenagakerjaan di perusahaan tambang yang dianggap tidak berpihak pada tenaga kerja lokal. Posisi Polsubsektor Buntulia pun dipertanyakan karena dinilai tidak strategis dalam menjaga keamanan masyarakat.
Tak kalah penting, aliran dana CSR perusahaan tambang ikut dipersoalkan. AMBEPEDA menuding distribusi dana tersebut tidak transparan dan tidak tepat sasaran, sehingga masyarakat sekitar tidak merasakan manfaat nyata dari keberadaan perusahaan.
Taufik memperingatkan, jika persoalan-persoalan ini terus diabaikan, dikhawatirkan kemarahan rakyat akan kembali memuncak. Ia bahkan menyinggung tragedi 21 September 2023 yang sempat menorehkan luka mendalam di Pohuwato.
“Kalau pihak perusahaan masih memancing kemarahan rakyat dengan mengabaikan tuntutan yang sudah berulang kali disuarakan, jangan salahkan masyarakat ketika perlawanan kembali membesar,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak perusahaan tambang maupun pemerintah daerah terkait rencana aksi besar AMBEPEDA. Masyarakat kini menunggu langkah nyata yang berpihak pada rakyat, agar gelombang ketidakpuasan tidak semakin membesar.//HM
Artikel Taufik Dunggio: Aksi AMBEPEDA Bukan Sekadar Unjuk Rasa, Tapi Perlawanan Rakyat pertama kali tampil pada HARIAN METRO.