SURABAYA – Suasana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor PCNU Kota Surabaya, Sabtu (4/10/), berubah penuh haru ketika Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, mengajak kader PC Fatayat NU Surabaya mendoakan para korban musala ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Tangis sebagian jamaah pecah saat Ning Lia mengisahkan perjuangan Haikal, seorang santri belia yang selamat dari reruntuhan. Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, ia menceritakan bagaimana Haikal tetap menjaga shalat meski tubuhnya terjepit beton.
“Dalam kondisi gelap dan penuh ketakutan, ia tetap tenang, tegar, bahkan mengingat shalat. Masya Allah, betapa kuat iman dan mentalnya,” tutur Ning Lia.
Haikal bahkan sempat membangunkan temannya untuk salat Isya. Namun, saat Subuh tiba, ia baru menyadari sahabatnya telah meninggal dunia. Kisah ini membuat para hadirin menundukkan kepala, menahan tangis.
“Bayangkan, seorang anak belia melalui hari-hari penuh kegelapan dengan tetap menjaga imannya. Ia juga cerdas, memilih diam agar tenaga tetap terjaga, sesuai ilmu yang dipelajari di sekolah,” tambah Ning Lia.
Ia menegaskan, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa iman dan ilmu adalah kekuatan besar dalam menghadapi cobaan. “Mari kita doakan para korban, keluarga yang ditinggalkan, serta santri yang selamat agar diberi kesehatan dan keteguhan hati,” pesannya.
Usai doa bersama, suasana makin syahdu saat lantunan salawat menggema. Banyak kader Fatayat NU yang menitikkan air mata. Kehadiran Ning Lia disambut hangat penuh kekeluargaan.
“Ning Lia ini sangat humble dan baik banget,” ucap Aminah, salah satu kader Fatayat NU