HarianMetro.co, POHUWATO – Setelah Kecamatan Lemito dan Wanggarasi, giliran Kecamatan Marisa yang melaksanakan prosesi adat Moloopu bagi Camat baru, Usman Hadis Bay, bersama istri Rosdiana Talib, S.Pd, pada Minggu (12/10/2025). Tradisi adat Gorontalo yang sarat makna ini menandai penerimaan resmi seorang pemimpin wilayah oleh masyarakat adat serta awal pengabdiannya di wilayah yang ia pimpin.

Prosesi diawali dengan penjemputan dari kediaman pribadi camat di Desa Buntulia Selatan, Kecamatan Duhiadaa, menuju Rumah Jabatan Camat Marisa. Rombongan adat dengan iringan genderang tradisional dan syair adat Gorontalo mengiringi perjalanan menuju lokasi acara. Setibanya di rumah jabatan, Camat Usman Bay bersama istri disambut dengan upacara Mopo Bonelo lo Wuleya Lo Lipu to Bulita lo Kecamatan Marisa, sebagai bentuk penghormatan sekaligus simbol penerimaan secara adat oleh para pemangku adat.

Selanjutnya dilaksanakan Tahuli Lo Lipu, yaitu penyampaian pesan dan wejangan adat kepada camat baru agar dalam kepemimpinannya dapat berlaku bijak, adil, serta mengedepankan kepentingan masyarakat. Prosesi adat ini dipimpin langsung oleh Batte Pohuwato, Asmad N. Tuna, dan disaksikan oleh berbagai unsur pemerintahan dan adat Pohuwato.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Pohuwato, Iwan S. Adam, bersama istri Risna Adam Ali, Sekretaris Daerah Iskandar Datau, Khadi Pohuwato Ustaz Syaiful Sabu, Hakimu Pohuwato Ustaz Wisno Pakaya, serta jajaran pengurus lembaga adat Pohuwato. Sejumlah camat, mantan camat, kepala bagian di Setda, dan para kepala desa se-Kecamatan Marisa juga tampak hadir memberi penghormatan dalam acara penuh khidmat tersebut.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Iwan S. Adam menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan adat Moloopu yang berjalan lancar dan penuh makna, mulai dari penjemputan hingga sidang adat di rumah jabatan.

“Kami hadir mewakili Bapak Bupati yang tengah melaksanakan agenda kedinasan di luar daerah. Beliau menitipkan salam untuk seluruh masyarakat, terutama kepada para camat yang telah menjalani prosesi adat Moloopu,” ujar Iwan Adam.

Wabup menegaskan bahwa prosesi Moloopu adalah bagian penting dalam adat Gorontalo, sebab secara adat, seorang pemimpin wilayah belum dianggap sah sebelum menjalani Moloopu.

“Alhamdulillah, seluruh prosesi berlangsung khidmat. Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang menjadi simbol penghormatan terhadap pemimpin daerah. Seorang camat belum sah secara adat bila belum melewati Moloopu,” tambahnya.

Sementara itu, Camat Marisa, Usman Hadis Bay, menyampaikan rasa haru dan syukurnya atas kehormatan yang diterimanya melalui prosesi adat tersebut. Ia menilai, pelaksanaan Moloopu bukan sekadar seremonial, melainkan awal tanggung jawab besar dalam mengemban amanah rakyat Marisa.

“Ini adalah pengalaman pertama yang sangat berkesan. Dengan segala keterbatasan, jabatan ini adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan tulus dan penuh tanggung jawab. Saya berharap dukungan dari seluruh pihak agar pemerintahan di Kecamatan Marisa dapat berjalan lancar,” tutur mantan Kabag Prokopim Setda Pohuwato itu.

Lebih lanjut, Usman mengajak seluruh perangkat kecamatan, kepala desa, dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga sinergitas serta memperkuat kerja sama dalam membangun Marisa.

“Saya mohon bimbingan dari para senior, tokoh adat, dan tokoh agama. Jangan segan menegur jika saya khilaf. Dengan doa dan dukungan semua pihak, insyaallah saya dapat menjalankan amanah ini sebaik-baiknya,” ucapnya penuh haru.

Dengan terlaksananya prosesi adat Moloopu, Usman Hadis Bay resmi diterima secara adat sebagai Camat Marisa, menandai dimulainya masa pengabdian barunya di pusat pemerintahan Kabupaten Pohuwato dengan semangat kebersamaan dan kearifan lokal yang tetap dijunjung tinggi.//Mldi

Artikel Wabup Iwan Adam Hadiri Prosesi Moloopu Camat Marisa: Pemimpin Harus Diterima Secara Adat pertama kali tampil pada HARIAN METRO.