SURABAYA — Buku karangan Abdul Ghoni Muklas Niam resmi diluncurkan dengan judul “Perjuangan Anak Pesisir”, bertepatan dengan momentum Bulan Bung Karno. Peluncuran buku ini berlangsung pada Jumat (27/6) di Gedung Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya.

Acara tersebut, dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Bambang DH (Ketua Dewan Pembina YPTA Surabaya), Daniel Rohi (Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur), Achmad Muhibin Zuhri (Guru Besar UINSA Surabaya), serta puluhan perwakilan dari organisasi kepemudaan seperti GMNI, PMII, IMM, HMI, juga organisasi masyarakat dan nelayan.

Buku ini mengisahkan perjalanan hidup Cak Ghoni sapaan akrab penulis seorang anak muda dari kawasan pesisir yang menapaki jalan panjang dalam perjuangan sosial, pendidikan, dan advokasi masyarakat akar rumput.

Dalam sambutannya, Cak Ghoni menyampaikan, bahwa buku tersebut merupakan bentuk kecil dari ikhtiarnya untuk menginspirasi generasi muda agar berani bermimpi dan memperjuangkan hak-hak rakyat kecil.

“Semangat Bung Karno adalah semangat keberpihakan. Saya mencoba membawa semangat itu dalam langkah-langkah kecil saya,” ujarnya di hadapan para tamu undangan dan awak media.

Ia menegaskan, bahwa buku ini bukan sekadar karya tulis biasa, melainkan bentuk pertanggungjawaban moral sekaligus dorongan bagi anak-anak muda di wilayah pinggiran agar tetap percaya bahwa mereka mampu mengubah nasib.

Dalam pemaparannya, Cak Ghoni megatakan berdasarkan hasil riset terhadap lebih dari 800 nelayan yang menunjukkan rendahnya tingkat pendidikan di kalangan mereka. Sebanyak 435 orang hanya lulusan SD, sekitar 45 lulusan SMP, 11 orang lulusan SMA/SMK, dan hanya satu orang yang berhasil mengenyam pendidikan tinggi.

“Kalau pola pikir masih tertahan karena rendahnya pendidikan, bagaimana bisa diajak maju?” ujar Ghoni.

Ia menambahkan, bahwa saat ini pihaknya telah memulai program kejar paket gratis untuk sekitar 60 anak nelayan, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Namun, ia menekankan pentingnya dukungan kebijakan agar program ini dapat diperluas hingga ke tingkat kelurahan.

Sebagai solusi, Cak Ghoni mengusulkan pembentukan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) berbasis kelurahan, guna memperluas akses pendidikan non-formal bagi masyarakat pesisir.

Salah satu tokoh yang hadir, Bambang DH, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif Cak Ghoni dalam menuliskan kisah hidup dan perjuangannya.

“Menurut saya ini luar biasa. Jarang ada aktivis yang mau menulis, dan momennya pun sangat tepat: di Bulan Bung Karno dan bertepatan dengan Tahun Baru Islam. Saya berikan apresiasi setinggi-tingginya. Cak Ghoni berani menulis!” ujarnya yang disambut tepuk tangan hadirin.