JAKARTA – Bad Girl, debut sutradara Fin Edquist, adalah thriller psikologis dewasa yang mengeksplorasi narasi persahabatan remaja penuh bahaya. Film ini dipenuhi ketegangan moral dan ketidakpastian dari setiap adegan.

Tokoh & Premis

Amy Anderson (Sara West): remaja pemberontak dengan masa lalu rumit, yang pindah ke rumah baru dan mencoba memulai kembali.

Chloe Buchanan (Samara Weaving): pendatang misterius yang awalnya tampak menyenangkan, tapi semakin memperlihatkan sisi gelapnya dalam persahabatan mereka .

Karakter pendukung: orang tua angkat Amy (Ben Winspear, Felicity Price) dan detektif yang menyelidiki kejanggalan hubungan Amy – Chloe.

Alur & Ketegangan

Hubungan Amy dan Chloe dimulai ringan main bareng dan curhat remaja. Namun Chloe perlahan keluar dari topengnya: manipulatif, mendorong Amy ke batas emosional, dan membuka luka di keluarga barunya. Saat keanehan muncul, kita ditarik ke pusaran konflik liar penuh ketegangan dan misteri apakah Chloe sadis atau hanya kacau.  

Akting & Karakterisasi

Sara West berhasil menampilkan sisi rentan dan defensif Amy. Penonton bisa merasakan dilema batinnya ingin diterima tapi takut terluka.

Samara Weaving mencuri perhatian sebagai Chloe: energi yang awalnya menarik berubah jadi ancaman menakutkan. Chemistry antara keduanya jadi kekuatan utama film.  

Produksi & Atmosfer

Disutradarai Eddy Edquist dengan pendekatan tensi pelan namun menyesakkan, adegan penting dibangun lewat ekspresi dan dialog yang terbangun perlahan.  

Sinematografi dan setting rumah keluarga memberi nuansa kontras: tampak aman tapi menyimpan bahaya di balik dinding.

Pesan Moral

Persahabatan bisa menjadi racun jika dibangun di atas ketergantungan atau manipulasi.

Luka masa lalu dan kebutuhan untuk diterima bisa membutakan kita terhadap bahaya.

Kekerasan emosional kadang lebih tajam daripada fisik tidak terlihat, tapi bisa merusak psi seseorang.

Catatan

Bad Girl (2016) berhasil menjadi thriller remaja yang intens dan cukup menegangkan, meski tanpa adegan aksi bombastis. Fokus pada hubungan toksik dan konflik emosional membuat film ini pantas disebut “tercermin untuk remaja dan orang tua” tentang bahaya ketika kepercayaan disalahgunakan.