JAKARTA – Dalam era digital, perilaku bersandiwara semakin sering ditemukan. Salah satu bentuknya adalah penggunaan akun palsu atau fake account untuk berkomunikasi dengan orang yang pernah disakiti.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana seseorang gagal menghadapi kenyataan dan lebih memilih jalan manipulasi untuk melarikan diri dari tanggung jawab. Dalam konteks hubungan, perilaku ini sering kali lahir dari kesalahan langkah, tergoda oleh sesuatu yang dianggap lebih berharga, namun ternyata hanya menghasilkan kekecewaan.
Berikut ulasannya Sahabat Tikta terkait bahaya sikap bersandiwara yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
1. Tidak Pernah Dewasa
Kamu yang gemar bersandiwara sering kali menunjukkan ketidakdewasaan emosional. Ketika kamu menggunakan akun palsu untuk kembali menjalin komunikasi, itu mencerminkan ketidakmampuan kamu menghadapi situasi dengan jujur. Sikap ini bukan hanya merugikan orang lain, tetapi juga menahan perkembangan diri kamu dalam memahami arti tanggung jawab.
2. Terikat Pikiran Dunia
Kamu yang tergoda oleh hal-hal yang tampak lebih berharga sering kali terjebak dalam pikiran duniawi. Kamu mengorbankan hubungan yang tulus demi mengejar kebahagiaan semu. Ketika akhirnya kamu menyadari kesalahan, kamu lebih memilih berlindung di balik identitas palsu daripada menghadapi kenyataan. Sikap ini mencerminkan ketidakmampuan untuk keluar dari jebakan materialisme.
3. Suka Membual
Penyuka sandiwara biasanya gemar membual untuk menutupi kekurangannya. Kamu menggunakan akun palsu untuk menciptakan narasi baru, berusaha tampil lebih baik dari kenyataan. Namun, sikap ini hanya menciptakan lingkaran kebohongan yang semakin memperburuk keadaan.
4. Penuh Drama
Perilaku bersandiwara kerap kali disertai drama berlebihan. Alih-alih menyelesaikan masalah secara langsung, kamu menciptakan konflik baru dengan mencoba masuk kembali ke kehidupan orang yang pernah kamu sakiti melalui cara tidak sehat. Sikap ini membuat kamu terlihat seperti tokoh antagonis dalam kehidupan nyata.
5. Panjang Angan-Angan
Sikap panjang angan-angan membuat kamu berharap dapat memperbaiki hubungan tanpa benar-benar bertindak nyata. Dengan akun palsu, kamu mencoba mendekati orang yang telah kamu sakiti, berharap hubungan tersebut bisa pulih tanpa menghadapi konsekuensi dari tindakan sebelumnya.
Kamu harus paham: Angan-angan yang muluk sering kali lahir dari hawa nafsu yang menyesatkan, seolah-olah segalanya bisa diraih dengan mudah. Padahal, apa yang kamu kejar sebenarnya hanyalah ilusi yang membawa kamu semakin jauh dari kenyataan.
6. Tidak Berani Menyelesaikan Masalah
Ketakutan menjadi alasan utama mengapa kamu memilih menggunakan akun palsu. Kamu tidak berani menyelesaikan masalah secara langsung karena malu atau takut ditolak. Namun, sikap ini justru memperburuk keadaan, karena komunikasi yang tidak jujur hanya akan menghasilkan ketidakpercayaan lebih lanjut.
7. Tidak Merasa Bahagia dalam Hidupnya
Kamu yang terus bersandiwara biasanya tidak merasa puas dengan hidupmu. Ketidakbahagiaan ini mendorong kamu untuk mencari pengakuan atau perhatian dengan cara yang salah, seperti menggunakan akun palsu untuk menciptakan ilusi hubungan.
8. Kurang Bersyukur
Kurangnya rasa syukur atas hubungan yang pernah dimiliki sering kali menjadi akar masalah. Ketika kamu menyadari bahwa pilihan baru hanya memberikan kesemuan belaka, rasa penyesalan muncul. Namun, alih-alih bersyukur atas pelajaran yang didapat, kamu justru memilih jalan manipulatif untuk kembali.
Catatan: Sikap bersandiwara hanya akan memperpanjang konflik, baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri. Menggunakan akun palsu untuk memperbaiki hubungan yang rusak bukanlah solusi, melainkan bentuk pelarian dari tanggung jawab.
Jika ingin memperbaiki hubungan, mulailah dengan keberanian untuk menghadapi kenyataan dan menghargai pelajaran dari kesalahan masa lalu.