SURABAYA — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur menggelar upacara peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 di halaman kantor BKKBN Jatim, Senin (30/6)

Peringatan ini mengangkat tema “Peduli KRS (3B)” dan diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk pemberian bantuan serta pendampingan bagi masyarakat.

Dalam sambutan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang dibacakan Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati, ditegaskan pentingnya peran keluarga dalam pembangunan bangsa.

“Keluarga adalah fondasi utama dalam pembangunan bangsa. Keluarga yang kuat dan harmonis akan melahirkan generasi berkualitas, berakhlak mulia, dan mampu bersaing di era global,” ujar Maria.

Pada kesempatan itu, BKKBN juga memperkenalkan lima program strategis dalam skema Quick Win, salah satunya Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) yang menekankan kolaborasi lintas sektor dalam mencegah stunting sejak dini.

“Angka stunting secara nasional masih cukup tinggi. Alhamdulillah, di Jawa Timur sudah menurun ke angka 14,7 persen. Namun, kita tetap perlu fokus pada pencegahan, termasuk melalui program Genting,” jelas Maria.

Selain Genting, BKKBN menggulirkan sejumlah program lain, seperti pelatihan pengasuh Tempat Penitipan Anak (Tamasya), penguatan peran ayah dalam pengasuhan (GATI), pemberdayaan kelompok lansia (SIDAYA), serta pengembangan Super App untuk akses informasi dan konsultasi keluarga.

Sasa, warga Kelurahan Karang Menjangan yang menerima bantuan dalam program ini, menyambut baik upaya BKKBN.

“Ini bentuk perhatian dari pemerintah, khususnya BKKBN, bagi ibu hamil dan keluarga berisiko stunting. Saya sangat mengapresiasi program ini,” ujar Sasa, yang tengah mengandung anak pertama.

Ia berharap program serupa terus ditingkatkan.

“Kasus stunting masih tinggi di Indonesia. Harapannya, program-program BKKBN ini bisa jadi solusi nyata untuk pencegahannya,” imbuhnya.

Maria juga mengingatkan pentingnya menjaga ketahanan keluarga di tengah arus digitalisasi.

“Kita harus menjaga agar keluarga tidak didominasi oleh teknologi digital secara berlebihan. Interaksi langsung antaranggota keluarga tetap menjadi prioritas,” tegasnya.