JAKARTA – Disutradarai Neil Jordan, Byzantium mengajak penonton masuk ke dunia vampir yang jauh dari glamor dan romansa klise. Film ini menawarkan kisah kelam tentang kehidupan abadi, diwarnai penderitaan, rahasia, dan ikatan antara dua perempuan yang terperangkap dalam lingkaran tak berujung.

Kisah berpusat pada Clara (Gemma Arterton) dan Eleanor (Saoirse Ronan), sepasang “ibu dan anak” yang sebenarnya telah hidup selama berabad-abad. Mereka adalah vampir, namun berbeda dari gambaran umum: hidup bersembunyi, berpindah-pindah, selalu diburu oleh masa lalu.

Konflik: Melarikan Diri dari Masa Lalu yang Memburu

Setelah sebuah insiden kekerasan, Clara dan Eleanor melarikan diri ke sebuah kota kecil di tepi pantai. Di sana, Clara mengubah sebuah hotel bobrok bernama Byzantium menjadi tempat perlindungan mereka. Namun ketenangan itu hanya sementara.

Masa lalu terus membayangi. Sebuah kelompok rahasia vampir yang melarang perempuan menjadi bagian dari “orde” mereka memburu Clara dan Eleanor. Di tengah ketegangan ini, Eleanor juga bergulat dengan hasratnya untuk menceritakan kisah hidupnya kepada orang lain, melawan prinsip hidup dalam bayang-bayang.

Karakter: Ikatan Ibu dan Anak dalam Dunia yang Mengeras

Clara digambarkan keras, protektif, dan siap melakukan apapun demi melindungi Eleanor, meski berarti mengotori tangannya.

Eleanor tampil rapuh namun penuh kerinduan untuk menemukan makna dalam hidup abadinya, serta mencari cinta sejati yang tak semu.

Kedua karakter ini memperlihatkan wajah berbeda dari kehidupan vampir: bukan tentang kekuatan dan keabadian, melainkan tentang beban, kesepian, dan kerinduan.

Hubungan mereka menjadi pusat emosi film: cinta yang posesif, namun juga satu-satunya hal yang menjaga mereka tetap bertahan.

Resolusi: Mencari Kebebasan dalam Dunia Tanpa Tempat

Ketika kebenaran tentang mereka terungkap, konfrontasi berdarah pun tak terelakkan. Tapi di balik pertarungan itu, Byzantium bukan berbicara tentang kemenangan, melainkan tentang kebebasan memilih jalan sendiri bahkan di dunia yang menolak keberadaan mereka.

Film ini menutup kisahnya dengan Eleanor akhirnya berani meninggalkan jejaknya di dunia, memilih untuk hidup atas kehendaknya sendiri, bukan terus bersembunyi dalam bayang-bayang.

Pesan Moral

Byzantium menunjukkan bahwa rahasia, betapapun lama disimpan, tetap membutuhkan ruang untuk diungkap. Lebih dari itu, ia berbicara tentang hak untuk hidup atau abadiatas pilihan sendiri, bukan karena dipaksa keadaan.