SAMPANG – Musaffa Safril, Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, menyampaikan amanat yang mendalam dan tajam mengenai peran pendakwah di era modern. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Dirosah Wustho PW Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor yang diselenggarakan di Pondok Pesantren At-Taufiq, Robatal.

Acara kaderisasi lanjutan ini dihadiri oleh puluhan gus, lora, dan ulama muda potensial dari berbagai penjuru Jawa Timur. Mereka adalah garda terdepan dakwah Ansor di masa depan. Musaffa menekankan seorang pendakwah memiliki tanggung jawab ganda: menyampaikan ilmu dan menampilkan akhlak mulia.

“Pendakwah tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menunjukkan akhlak. Etika adalah pakaian dakwah, dan bila itu terciderai, maka marwah agama ikut terluka,” tegas Musaffa, Mingg (16/11)

Ia mengingatkan, para ulama muda, setiap sikap, gerak, dan ucapan mereka bukan lagi perilaku pribadi, melainkan cerminan langsung dari martabat dan nilai dakwah yang mereka emban. Mereka selalu menjadi sorotan umat.

Menyadari kompleksitas tantangan dakwah di era digital, Musaffa mendorong memperkuat diri dalam tiga aspek utama: kapasitas intelektual, spiritual, dan moral. Tujuannya agar mereka mampu menjawab kebutuhan umat secara arif dan menenangkan di tengah derasnya arus informasi.

Musaffa menjelaskan Dirosah Wustho bukan sekadar forum belajar teori. Jenjang kaderisasi ini merupakan bagian integral dari pembentukan kedewasaan sikap dan kecakapan metodologi dakwah.

“Jenjang kaderisasi ini menjadi penguat kapasitas para penggerak dakwah, khususnya para kiai muda di lingkungan Ansor Jawa Timur, agar dapat menjalankan perannya dengan lebih matang, berwibawa, dan bermanfaat bagi umat,” ujarnya.