SURABAYA – Perkembangan teknologi di era digital menjadi tantangan sekaligus peluang bagi dunia literasi. Hal itu disampaikan oleh Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekdaprov Jatim, Imam Hidayat, dalam kegiatan Pekan Literasi 2025 yang digelar Disperpusip Jawa Timur.

Imam mengungkapkan, berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 80,66 persen, bahkan di Jawa Timur lebih tinggi yaitu 82,19 persen.

“Hampir seluruh lapisan masyarakat kini terkoneksi internet, hal tersebut harus kita manfaatkan untuk memperluas akses literasi,” katanya.

Meski dihadapkan pada arus digitalisasi, lanjut Imam, tingkat Kegemaran Membaca (TGM) masyarakat Jawa Timur terus meningkat, mencapai 77,15 pada 2024, naik dari 69,78 di tahun sebelumnya. Angka tersebut menempatkan Jatim di posisi tiga besar nasional setelah DI Yogyakarta dan Bangka Belitung.

Namun, Imam menyoroti masih terbatasnya ketersediaan buku di Indonesia. Berdasarkan data IFLA, idealnya setiap orang dapat mengakses dua koleksi buku per tahun, tetapi di Indonesia satu koleksi hanya tersedia untuk sekitar tujuh orang.

“Kita harus terus meningkatkan minat baca dan memperluas bahan bacaan, karena sensus 2025 menunjukkan 69,66 persen penduduk Indonesia adalah generasi milenial dan Z. Perpustakaan harus hadir bukan hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga ruang kreatif dan pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.

Imam berharap Pekan Literasi 2025 dapat menghidupkan kembali semangat membaca lintas generasi, serta memperkenalkan potensi alam dan budaya Jawa Timur ke masyarakat lokal maupun dunia.