SURABAYA – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Prov. Jatim terus menggelorakan minat baca masyarakat sejak dini melalui metode membaca nyaring (read aloud) di lingkup keluarga. Kepala Disperpusip Jatim, Tiat S. Suwardi, mengatakan, metode read aloud bukan hanya aktivitas melihat atau membaca buku biasa. 

Akan tetapi sebut Tiat, metode tersebut melakukan cara membaca dengan bersuara dan memperhatikan struktur kata, kalimat, frasa dan intonasi. 

“Mengapa begitu, karena tujuannya adalah mengajak pembaca dan pendengar menangkap dan memahami informasi, pikiran dan perasaan pengarang yang terdapat pada buku yang dibaca. Utamanya bagi orang tua yang akan membacakan buku kepada anak-anak mereka,” kata Tiat S. Suwardi saat membuka Poadcast BAHASA (Bahas Apa Saja) di Ruang Inkubator Literasi Disperpusip Jatim, Jl. Menur Pumpungan 32, Surabaya, Rabu (26/2). 

Membiasakan read aloud, menurut Tiat, dinilai sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan bahasa dan otak anak-anak sejak dini. Sebab, membaca nyaring juga akan membentuk hubungan yang erat antara orang tua dengan anak dan buku. Menurut Tiat, alasannya tak lain bahwa otak manusia menyimpan jutaan neuron yang saling terhubung. Sementara pada bayi, neuron belum saling terhubung. 

“Hal ini tentu berpengaruh positif pada tingkat pemahaman dan kecerdasan anak. Dan ini butuh rangsangan untuk terus berkembang. Salah satu rangsangannya yakni melalui cara read aloud. Karena aktivitas read aloud memiliki pengaruh yang cukup besar pada perkembangan otak bayi,” katanya. 

Saat ayah bunda membacakan buku dengan cara read aloud kepada buah hati, maka hubungan antar sel otak dan tautan baru akan terbentuk. Disamping itu, metode read aloud dapat membangun imajinasi anak serta menanamkan kecintaan membaca anak seumur hidupnya. 

“Minimal anak-anak mendapatkan pengetahuan sesuai usianya. Optimalkan sesuai usianya. Belajar mulai dari anak sampai akhir hayat lewat belajar membaca,” jelasnya. 

Tiat yang sempat menjabat sebagai Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Ngawi itu mengajak semua pihak untuk dapat membangun kolaborasi dalam meningkatkan literasi di tengah-tengah masyarakat. Tidak hanya di lingkup perpustakaan saja, tetapi juga bisa dibangun diberbagai unsur. 

“Kolaborasi tidak hanya orang tua saja, tapi juga sekolah juga, dengan berbagai komunitas dan kabupaten kota untuk meningkatkan gemar membaca. Dan insyallah pasti akan lebih baik nantinya,” terangnya. 

“Dengan terbangunnya metode read aloud sejak dini di lingkup keluarga diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat Jawa Timur,” imbuhnya. 

Ketua Read Aloud Jatim, Ariani Safitri, menjelaskan membangun kepercayaan diri menjadi hal yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Tidak hanya dari aspek sosial saja, aspek emosional dan akademik juga dapat terbangun.

“Anak yang percaya diri lebih mudah menghadapai tantangan. Berani mencoba hal baru dan mampu berkomunikasi dengan baik,” jelasnya.