MADIUN — Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati, menyampaikan pentingnya klasifikasi penyebab stunting sebelum menentukan intervensi yang tepat. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan fasilitasi teknis Program Bangga Kencana di Kota Madiun, Sabtu (12/7), yang turut dihadiri OPD KB dan perwakilan dari berbagai daerah di Jatim.
“Harus dipetakan dulu, apakah karena kemiskinan, salah pola asuh, penyakit bawaan, atau lingkungan tidak sehat. Semua itu memerlukan pendekatan yang berbeda,” ucapnya.
Ia mengisahkan pengalamannya saat bertugas di Sulawesi Tengah, meskipun daerah tersebut penghasil ikan terbanyak, namun kasus stunting tetap tinggi.
“Masyarakat menganggap mie instan adalah makanan bergizi, lalu ditambahi ikan sebagai topping. Ini keliru. Ikan jangan dijual semua, sisakan untuk konsumsi anak,” jelasnya.
Maria juga memperkenalkan platform digital www.siapbahagia.com yang disediakan BKKBN untuk layanan konsultasi keluarga secara daring, dari gizi hingga kesehatan mental-spiritual.
“Alhamdulillah, dari 38 kabupaten/kota di Jatim, responsnya luar biasa. Bahkan dalam satu bulan kami bisa menerima hingga 3.000 klien. Dan karena berbasis digital, kami pun siap menjawab masyarakat di luar Jawa Timur,” katanya.
Ia menambahkan, angka prevalensi stunting di Kota Madiun sudah berada di bawah rata-rata provinsi.
“Kota Madiun ini cukup bagus. Tapi jangan puas. Harus terus kita jaga bersama agar anak-anak kita tumbuh sehat dan kuat,” tutupnya.