SURABAYA – Ketua terpilih Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Surabaya, Wahyudi Heru Santosa, membawa pendekatan segar dalam kepemimpinannya.

Ia tak hanya bicara soal target medali, tapi juga berupaya membangun ekosistem biliar yang inklusif, melibatkan pelaku usaha dan mengubah stigma negatif terhadap olahraga ini.

“Langkah awal yang kami siapkan adalah menyusun kepengurusan baru dengan melibatkan pemilik rumah biliar di Surabaya.” katanya, Senin (12/5).

Ia menyebut saat ini jumlah rumah biliar di kota Pahlawan meningkat pesat, dari 12 menjadi 30-an

“Program terdekat, kita bentuk dulu kepengurusan. Saya ingin teman-teman pengusaha rumah biliar juga masuk, agar mereka punya rasa memiliki dan ikut memajukan olahraga ini,” ujar Wahyudi.

Wahyudi menilai, para pelaku usaha punya peran strategis tak hanya sebagai penyedia fasilitas, tetapi juga sebagai penggerak pembinaan. 

Ia juga menyoroti minimnya fasilitas latihan resmi. Hingga kini, Surabaya baru memiliki satu show home atau pusat latihan yang representatif.

“Ini yang sedang kita cari solusinya. Regenerasi tidak bisa jalan kalau fasilitas terbatas,” katanya.

Di sisi lain, Wahyudi juga menyoroti pandangan miring sebagian masyarakat terhadap olahraga biliar. 

Ia berharap, kepengurusannya bisa menjadi momentum untuk mengubah persepsi tersebut.

“Masih ada yang melihat biliar ini dengan cara ‘yang bagaimana’. Padahal semua tergantung sudut pandangnya. Kalau dilihat dari sisi positif, olahraga ini bisa jadi kebanggaan,” pungkasnya.