JAKARTA – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang menggandeng Universitas Budi Luhur dalam pelatihan keterampilan kewirausahaan bagi warga binaan. Kegiatan ini mengusung tema “Pengembangan Wirausaha Berkelanjutan Melalui Produk Inovatif Ramah Lingkungan” dan berfokus pada pembuatan lilin aromaterapi.

Pelatihan yang berlangsung Minggu, (15/6), merupakan bagian dari upaya pembinaan kemandirian warga binaan dan bagian dari implementasi 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS), Agus Andrianto. Program ini menekankan pemberdayaan warga binaan melalui keterampilan produktif yang memiliki nilai ekonomi.

Peserta pelatihan puluhan warga binaan mendapat bimbingan dari mahasiswa Program Studi Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Studi Global, Universitas Budi Luhur. Selain praktik pembuatan lilin aromaterapi, mereka juga dikenalkan pada dasar-dasar kewirausahaan, mulai dari perencanaan usaha hingga pemasaran produk.

Kepala Lapas Kelas I Cipinang, Wachid Wibowo, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari pembinaan kemandirian, yang diselenggarakan oleh Seksi Bimbingan Kemasyarakatan, Bidang Pembinaan.

“Kerja sama dengan dunia kampus menjadi langkah strategis dalam mengembangkan pola pembinaan yang lebih inovatif dan adaptif terhadap kebutuhan zaman,” ujar Wachid.

Menurutnya, lilin aromaterapi dipilih sebagai produk pelatihan karena bernilai jual, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan secara mandiri setelah warga binaan bebas.

“Kami ingin membekali Warga Binaan dengan keterampilan yang benar-benar bisa diterapkan dalam kehidupan nyata. Ini sejalan dengan semangat pembinaan yang berorientasi pada kemandirian dan pemberdayaan,” tambahnya.

Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan, Endi Budi, menilai pelatihan tersebut relevan dengan perkembangan industri kreatif. Ia berharap, keterampilan yang diajarkan mampu memperkuat proses reintegrasi sosial setelah masa pidana selesai.

“Keterampilan yang diajarkan diharapkan dapat langsung diterapkan dan diserap oleh masyarakat, sehingga proses reintegrasi sosial warga binaan benar-benar membawa dampak positif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Instruktur pelatihan dari Universitas Budi Luhur, Intan, juga menyampaikan apresiasinya terhadap semangat belajar para peserta.

“Warga binaan sangat antusias dan teliti dalam setiap proses pembuatan. Kami berharap keterampilan ini menjadi bekal berharga bagi mereka untuk merintis usaha mandiri di masa depan,” kata Intan.

Melalui pelatihan ini, Lapas Cipinang menegaskan kembali komitmennya dalam membangun model pemasyarakatan yang tidak hanya berfokus pada pengawasan, tetapi juga pendidikan dan pemberdayaan. Kolaborasi dengan dunia akademik menjadi bagian dari pendekatan pemasyarakatan modern sebuah langkah konkret menuju reintegrasi sosial yang inklusif dan berkelanjutan.