SURABAYA – Halo Sahabat Tikta, pernah nggak kamu merasa kalau masyarakat suka menilai perempuan dari status pernikahannya? Mulai dari pertanyaan, “Kapan nikah?” sampai anggapan kalau perempuan belum menikah itu kurang lengkap atau kurang berharga. Padahal, apakah benar harga diri seorang perempuan bisa diukur dari status kawinnya?

Patriarki dan Tekanan Sosial soal Pernikahan

Kita hidup dalam sistem patriarki yang sudah lama menanamkan pandangan bahwa seorang perempuan harus menikah untuk dianggap “sukses” atau “bernilai.” Budaya ini menempatkan pernikahan sebagai puncak pencapaian perempuan, sedangkan mereka yang belum menikah sering kali dianggap kurang beruntung atau tidak sempurna.

Padahal, harga diri adalah sesuatu yang lahir dari dalam diri sendiri, bukan dari status sosial atau hubungan dengan orang lain.

Mengapa Pengukuran Harga Diri dari Status Kawin Itu Salah?

1. Mengabaikan Potensi dan Prestasi Perempuan

Banyak perempuan hebat yang punya karier, mimpi, dan kontribusi besar tanpa harus menikah. Menilai hanya dari status nikah sama saja meremehkan itu semua.

2. Menimbulkan Tekanan dan Stres

Karena dipaksa “harus menikah,” banyak perempuan merasa tertekan dan bahkan mengalami kecemasan. Ini berdampak buruk pada kesehatan mental mereka.

3. Memperkuat Stereotip dan Diskriminasi

Perempuan yang memilih untuk tidak menikah atau menikah di usia lebih tua sering dianggap aneh atau bahkan mendapat stigma negatif.

Harga diri perempuan datang dari penerimaan dan cinta pada diri sendiri, pencapaian pribadi, kemampuan mengambil keputusan, dan rasa percaya diri. Status pernikahan hanyalah salah satu aspek kecil dalam hidup, bukan definisi utama siapa kita.

Sahabat Tikta, Yuk Mulai Melawan!

Hargai Pilihan dan Jalan Hidup Setiap Perempuan

Tidak semua perempuan harus mengikuti jalur yang sama. Kebahagiaan dan nilai diri tidak ditentukan oleh pernikahan.

Berhenti Bertanya “Kapan Nikah?”

Kadang pertanyaan itu justru bikin orang lain merasa kurang nyaman dan dinilai.

Dukung Perempuan untuk Mandiri dan Berdaya

Fokus pada potensi dan impian, bukan status sosial.

Sahabat Tikta, mari kita lawan budaya patriarki yang membatasi dan menilai perempuan hanya dari status kawin. Kamu berharga karena dirimu sendiri, bukan karena statusmu di mata orang lain.