JAKARTA – “Wrong Turn” bukan sekadar film horor biasa. Sejak debutnya pada 2003, franchise ini terus berkembang dengan berbagai sekuel yang mempertahankan formula klasik: sekelompok orang tersesat di hutan, lalu satu per satu menjadi mangsa para mutan kanibal. Namun, seiring waktu, seri ini mengalami perubahan signifikan, termasuk reboot yang mencoba menawarkan konsep baru.
Wrong Turn (2003): Awal Mula Teror
Film pertama yang disutradarai Rob Schmidt menjadi titik awal popularitas seri ini. Dengan premis sederhana—sekelompok orang terjebak di hutan West Virginia dan diburu oleh mutan kanibal—film ini berhasil menciptakan ketegangan yang mencekam. Karakter-karakter seperti Chris Flynn (Desmond Harrington) dan Jessie Burlingame (Eliza Dushku) bertahan dengan cara yang penuh aksi, membuat film ini terasa lebih dari sekadar slasher biasa.
Wrong Turn 2: Dead End (2007): Lebih Brutal, Lebih Gila
Sekuelnya yang disutradarai Joe Lynch mengambil pendekatan berbeda. Berlatar reality show survival di hutan, film ini lebih brutal dengan adegan gore yang lebih ekstrem. Mutan kanibal semakin sadis, terutama Three Finger yang menjadi ikon franchise ini. Meski hanya dirilis langsung ke DVD, film ini mendapat pujian dari penggemar horor karena keberaniannya dalam menghadirkan kekerasan tanpa kompromi.
Wrong Turn 3: Left for Dead (2009): Mulai Kehabisan Napas
Di film ketiga, cerita mulai terasa dipaksakan. Kali ini, sekelompok tahanan yang kabur harus bertahan hidup di hutan West Virginia. Sayangnya, efek CGI yang buruk dan alur yang terasa generik membuat film ini kurang berkesan dibanding pendahulunya.
Wrong Turn 4: Bloody Beginnings (2011): Asal-Usul yang Berdarah
Prekuel ini mengisahkan asal-usul mutan kanibal di sebuah rumah sakit jiwa yang terbengkalai. Dengan latar bersalju yang jarang terlihat di genre ini, film ini mencoba menghadirkan sesuatu yang segar. Sayangnya, meskipun penuh adegan sadis, karakternya terasa datar dan mudah dilupakan.
Wrong Turn 5: Bloodlines (2012): Kembali ke Formula Lama
Mengambil latar di sebuah festival Halloween, film ini mencoba mengembalikan nuansa slasher klasik. Namun, dengan plot yang klise dan karakter yang tidak menarik, film ini semakin memperjelas bahwa franchise ini mulai kehilangan arah.
Wrong Turn 6: Last Resort (2014): Eksperimen Gagal
Alih-alih mempertahankan elemen survival, film ini mencoba menyelipkan elemen mistis dengan mengisahkan keluarga kaya yang ternyata memiliki hubungan dengan mutan kanibal. Sayangnya, alur yang berantakan membuat film ini dianggap sebagai titik terendah dalam franchise.
Wrong Turn (2021): Reboot yang Kontroversial
Alih-alih melanjutkan kisah Three Finger dan kawan-kawan, reboot ini justru menghapus semua elemen lama dan menghadirkan antagonis baru: komunitas misterius bernama “The Foundation.” Pendekatan ini cukup berani, tetapi bagi penggemar lama, perubahan ini terlalu drastis. Meskipun ceritanya lebih serius dan menawarkan kritik sosial, banyak yang merasa film ini kehilangan identitas aslinya.
Meski mengalami pasang surut, “Wrong Turn” tetap menjadi salah satu franchise horor paling ikonik. Dengan berbagai perubahan dan eksperimen yang dilakukan, seri ini membuktikan bahwa horor selalu punya cara untuk berkembang entah itu dengan sukses atau justru tersesat dalam jalan buntu.