PEMALANG – Ratusan warga Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, menggelar upacara peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia dan karnaval di tengah genangan banjir rob, Minggu (17/8).
Walaupun banyak tempat dan jalan desa tergenang air, upacara bendera tetap dilaksanakan di pemukiman tersebut. Pasukan pengibar bendera dan petugas pembaca teks Proklamasi berdiri di dalam genangan air.
“Kegiatan upacara HUT RI ke-80 dan karnaval tetap kita laksanakan sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan, sekaligus mengetuk pejabat agar lebih peduli dengan kondisi desa kami yang terus tergenang banjir rob,” ujar Muswadi, seorang warga RT 01/RW 07.
Dirinya mengatakan, untuk karnaval kemerdekaan tahun 2025 tetap dilaksanakan walaupun rutenya sulit dan penuh genangan air.
“Untuk karnaval start dari Kantor Balai Desa Blendung, keliling kampung sejauh tiga kilometer, peserta karnaval hampir semua warga, kemudian finish di Kantor Balai Desa juga,” tuturnya.
Terpisah, Anggota DPR RI Komisi VI Rizal Bawazier yang juga wakil dari Dapil X Jateng (Pekalongan, Batang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang) dan sudah beberapa kali meninjau lokasi, mengungkapkan keprihatinannya terkait musibah banjir rob di desa yang terletak di pesisir Laut Jawa tersebut.
“Bismillah, terkait banjir rob di Desa Blendung dan tempat lainnya di pesisir utara Kabupaten Pemalang dan Pekalongan, akan saya kawal terus, penanganan program tanggul laut raksasa (giant sea wall) untuk mencegah banjir rob di Ulujami Pemalang,” ujar Rizal Bawazier, legislator yang kerap membawa aspirasi daerah pilihannya.
Dirinya mengungkapkan keprihatinannya pada saat negeri yang telah berumur 80 tahun, masih ada daerah yang mengalami banjir rob.
“Saya sangat prihatin, di mana masih ada perayaan hari kemerdekaan dilaksanakan di tengah area yang masih tergenang banjir rob. Tidak bisa seperti ini terus setiap tahun. Harus dimulai dibangun tanggul laut raksasa di Pemalang, Pekalongan, dan Batang,” tambah Rizal.
“Tanggul raksasa ini jauh lebih penting dibandingkan rencana pembangunan kereta cepat, karena ini bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat di pesisir pantai Ulujami (Pemalang), Pekalongan, dan sebagian barat Batang,” tutupnya.
Desa Blendung diketahui mengalami banjir rob menahun. Banyak warga memilih untuk tetap tinggal, sementara lainnya sudah pindah karena kondisi tempat tinggal telah tergenang air.