Aktivitas perdagangan material batu hitam ilegal kembali mencuat di Gorontalo. Kali ini, Pelabuhan Gorontalo utara diduga menjadi pintu keluar utama material batu hitam ilegal yang berasal dari Kabupaten Bone Bolango.
Batu hitam, yang memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar internasional, ditambang oleh masyarakat lokal yang di danai investor cina, dari lokasi batu gergaji yang merupakan wilayah kontrak kerja PT. Gorontalo Mineral selanjutnya diekspor ke cina melalui jalur Pelabuhan.
Aktivitas pengiriman batu hitam ilegal ini diduga melibatkan sejumlah oknum tertentu yang memanfaatkan celah pengawasan di pelabuhan. Material tambang tersebut diangkut menggunakan kontainer menuju Pelabuhan Gorontalo utara pada malam hari untuk menghindari pantauan pihak yang berwenang.
Dari informasi yang dihimpun awak media, setidaknya terdapat dua kontener TANTO masing-masing dengan nomor TAKU 233692-0 dan TAKU 234165-5 berisi diduga material illegal batu galena yang saat ini masih berada di depo Pelabuhan anggrek Gorontalo utara menunggu pemberangkatan KM. Tanto Jaya dengan rute pelayaran Gorontalo-Jakarta.
Menanggapi penyelundupan material batu hitam ilegal di Pelabuhan Anggrek, Amir Ismail tokoh pemuda Gorontalo utara mendesak pihak APH khususnya Kejaksaaan Negeri Gorut dan otoritas pelabuhan untuk lebih memperketat pengawasan di Pelabuhan.
“Beberapa waktu lalu dipelabuhan anggrek telah di resmikan posko kejari Gorut yang bekerja sama dengan pihak KSOP, sehingga ini bisa di efektifkan untuk menindak para mafia yang menggunakan jalur laut sebagai celah penyelundupan material illegal”, ujar amir.