GORONTALO – Praktik tambang ilegal di Gorontalo kembali memunculkan wajah lamanya. Kali ini, nama Jouli Santos mencuat sebagai dalang di balik pengiriman material tambang ilegal berskala besar dan diduga kuat melibatkan oknum aparat.
Jouli Santos, pemain lama di dunia Pertambangan Tanpa Izin (PETI), dengan percaya diri mencatut nama sejumlah petinggi Polri termasuk Kapolda Gorontalo demi melancarkan aksinya. Tak hanya itu, Jouli juga disebut-sebut sering mengancam warga dan pengepul lokal untuk menjual material dengan harga murah—jika tidak, penangkapan akan langsung dilakukan.
“Ko’ Jouli Santos datang bersama okum APH menakut-nakuti warga agar menjual material hasil tambang dengan harga murah, jika tidak akan langsung ditangkap,” ungkap sandi salah seorang pengepul yang pernah menjual material tambang kepada Jouli Santos.
Jouli santos sengaja menipkan uang pembelian material tambang pada salah satu oknum APH yang kemudian menghubungi sejumlah pengepul untuk menjual materialnya, jika tidak diberikan akan ada konsekwensi yang harus di tanggung, ungkap salah satu pengepul saat dihubunghi awak media.
Oknum Polisi Turun Tangan, Truk-Truk Melenggang
Tak tanggung-tanggung, Jouli diduga menggunakan jaringan oknum Polri yang langsung turun ke lokasi tambang. Mereka tidak datang dengan tangan kosong, melainkan dengan “tugas” khusus mengamankan jalur distribusi material tambang ilegal.
Material hasil rampasan atau pembelian paksa tersebut kemudian dimuat ke dalam truk bertonase besar dengan plat nomor DM 8742 BB, DM 8630 AD, dan DM 8756 DB. Dari pantauan awak media , truk-truk ini mendapatkan pengawalan aparat , sebelum kemudian dibawa ke pelabuhan dan dikirim menggunakan kontainer menuju Jakarta dari lokasi gudang penampungan Jouli Santos yang berada di halaman rumah Perla Lapananda di Kecamatan Suwawa Timur Kabupaten Bonebolango.
Pencatutan nama petinggi Polri tentu bukan perkara kecil. Jouli dengan gamblang menyebut dirinya “dekat dengan petinggi Polri “, sebuah narasi yang digunakan untuk membungkam warga dan pengepul lokal yang menolak menjual material kepadanya.
Media ini telah berusaha mengonfirmasi Jouli Santos melalui nomor WhatsApp +62 811 651 XXX, namun hingga berita naik tayang, tidak ada respons.
“Kalau benar ada pencatutan nama Kapolda dan dugaan keterlibatan oknum aparat, ini bukan lagi sekadar soal tambang, tapi krisis integritas institusi,” ujar amin hadju aktivis lingkungan di Gorontalo.
Amin mendesak agar aparat segera menangkap jouli dan mengusut tuntas keterlibatan oknum kepolisian yang ikut memfasilitasi dengan melakukan intimidasi terhadap penambangan rakyat untuk menyerahkan material tambang.