SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi pemangkasan Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat, tanpa harus mengurangi program-program kerakyatan yang telah berjalan selama ini.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan bahwa dalam menghadapi pengurangan TKD, pihaknya akan tetap memprioritaskan program yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Maksudnya, kita punya skala prioritas yang sudah ditetapkan bersama dan semuanya harus program kerakyatan,” ujar Eri, pada Selasa (14/10).
Ia menjelaskan, Pemkot bersama DPRD Kota Surabaya akan melakukan pembahasan ulang terhadap alokasi anggaran guna menyesuaikan dengan kondisi terkini.
“Karena prioritas ini ditentukan bersama antara pemerintah kota dan DPRD Surabaya. Kita harus berani mengambil skala prioritas. Artinya, dengan adanya pemotongan transfer daerah, memang ada beberapa program yang harus ditinggalkan, tapi jangan sampai menghilangkan program kerakyatan,” tegasnya.
Eri menambahkan, untuk menentukan kegiatan yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, setiap komisi di DPRD akan melakukan pembahasan bersama dengan perangkat daerah terkait.
“Insya Allah, kami bersama DPRD akan selalu menempatkan kepentingan masyarakat sebagai prioritas utama,” ujarnya.
Eri juga mengungkapkan, bahwa nilai TKD yang berkurang mencapai sekitar Rp. 730 Miliar. Padahal, menurut perhitungannya, potensi pengurangan bisa mencapai lebih dari Rp 1 Triliun, namun tahun sebelumnya masih berada di kisaran Rp 800 Miliar.
Untuk menutup selisih tersebut, Pemkot Surabaya akan mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan memanfaatkan aset-aset daerah dan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur.
“Peningkatan PAD bisa dilakukan dengan menggerakkan aset yang ada. Selain itu, percepatan pembangunan infrastruktur juga akan meningkatkan nilai PBB di wilayah sekitar, karena terjadi perubahan fungsi lahan dan peningkatan nilai ekonomi kawasan,” jelasnya.
Selain itu, Pemkot juga menyiapkan berbagai langkah untuk menggeliatkan sektor ekonomi dan pariwisata, salah satunya melalui kegiatan ‘Great Sale Surabaya’ yang akan digelar pada bulan Desember mendatang.
“Kita akan menjual kota Surabaya ke berbagai daerah lain, mengundang wisatawan datang ke sini. Nanti akan ada diskon besar-besaran, tidak hanya di sektor pakaian, tapi juga hotel dan sektor lainnya. Termasuk pariwisata yang masuk dalam agenda Kharisma Event Nusantara (KEN), akan kita dorong agar mampu menarik lebih banyak wisatawan,” pungkas Eri.