JAKARTA – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang kembali menegaskan diri sebagai lembaga yang tidak hanya berfokus pada pengamanan, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran nilai-nilai integritas dan transparansi.

Rombongan karyawan dari salah satu raksasa Perusahaan telekomunikasi dan teknologi asal Tiongkok mengunjungi Lapas Cipinang dalam rangka studi integritas dan refleksi kepatuhan.

Rombongan pertama kali diajak meninjau langsung berbagai kegiatan pembinaan yang dijalankan Warga Binaan. Mulai dari pelatihan batik, bakery dan barista, handycraft, kegiatan produktif di Blok Pembinaan dan Blok Olahraga, hingga layanan dasar yang tersedia di lingkungan hunian.

Kunjungan ini memberi gambaran nyata tentang keseharian Warga Binaan sekaligus strategi pemasyarakatan modern yang menyeimbangkan aspek keamanan dan pembinaan.

Nur Abimantrana Pamungkas, Kepala Seksi Perawatan, yang memimpin rombongan melakukan penijauan lapangan menjelaskan langsung kondisi aktual lapas kepada para peserta.

Ia menekankan bahwa sistem layanan kesehatan, pola pembinaan, dan pengelolaan hunian terus dibenahi agar Warga Binaan tetap mendapat hak dasar yang layak.

“Kami memastikan layanan kesehatan dijalankan dengan standar, pembinaan berjalan terarah, dan hunian tetap tertib serta manusiawi,”Jelasnya, pada Kamis ( 25/9 ).

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan di Aula Gedung II. Dalam kesempatan itu, Iwan Setiawan, Kepala Bidang Pembinaan yang mewakili Kepala Lapas Cipinang Wachid Wibowo, menegaskan bahwa keterbukaan dan transparansi adalah bagian penting dari reformasi pemasyarakatan.

“Kami ingin menunjukkan bahwa lapas tidak sekadar tempat menjalani pidana, tetapi ruang untuk membina, memulihkan, dan menanamkan kembali nilai integritas. Program seperti Napi Berkebun bukan hanya soal ketahanan pangan, tapi juga membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab,” jelasnya.

Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, salah satunya ketika peserta bernama Agus menanyakan strategi Lapas Cipinang dalam mencegah peredaran narkoba dan masuknya handphone.

Menanggapi hal itu, Iwan menegaskan bahwa pihak lapas menerapkan sistem pengawasan berlapis, meliputi pemeriksaan ketat, razia rutin, hingga sosialisasi berkelanjutan bagi Warga Binaan maupun pegawai.

Kegiatan studi integritas ini memperlihatkan bahwa Lapas Cipinang bukan hanya lembaga pengamanan, melainkan juga laboratorium sosial yang mendidik, membina, dan menginspirasi. Dengan semangat PRIMA (Profesional, Responsif, Integritas, Modern, dan Akuntabel), Lapas Cipinang terus membuka diri sebagai mitra pembelajaran bagi publik sekaligus memperkuat citra transparansi di mata masyarakat luas.