JAKARTA – Bagi penikmat film thriller era 90-an, Poison Ivy (1992) menjadi salah satu judul yang ikonik sekaligus kontroversial. Disutradarai Katt Shea, film ini dikenal karena keberanian temanya, yang mengangkat persahabatan remaja, gairah terlarang, hingga intrik yang berujung tragedi.

Film ini menyoroti kisah Sylvie Cooper (Sara Gilbert), seorang gadis remaja dari keluarga kaya namun merasa terasing. Hidupnya berubah ketika ia bertemu Ivy (Drew Barrymore), gadis misterius dengan pesona menggoda yang datang dari latar belakang berbeda. Persahabatan keduanya awalnya tampak tulus, hingga kemudian Ivy perlahan menyusup ke dalam keluarga Sylvie, bahkan menjalin hubungan terlarang dengan ayahnya.

Nuansa gelap, sensualitas yang intens, dan intrik psikologis membuat Poison Ivy mendapat sambutan beragam. Ada yang menilainya sebagai potret tajam tentang manipulasi dan obsesi, sementara yang lain mengkritiknya karena eksploitasi tema seksual di usia muda.

Meski menimbulkan kontroversi, film ini justru membuka jalan bagi beberapa sekuelnya, menjadikan Poison Ivy sebagai bagian dari warisan film erotik thriller Hollywood. Drew Barrymore pun dipuji karena berani mengambil peran menantang di awal karier dewasanya.

Hingga kini, Poison Ivy tetap dibicarakan sebagai salah satu film yang merepresentasikan era 90-an, ketika Hollywood gemar mengeksplorasi sisi gelap cinta, keinginan, dan pengkhianatan.