
HarianMetro.co, Jakarta – Sebagai bentuk refleksi kritis sekaligus pengamalan nilai-nilai Pancasila secara konkret, komunitas Motoliango Literasi yang digagas oleh anak-anak muda Gorontalo menggelar Lapak Baca di Taman Suropati, Jakarta Pusat, pada Minggu sore, 1 Juni 2025.
Kegiatan ini menjadi cara alternatif dalam memperingati Hari Lahir Pancasila tidak dengan seremoni formal, tetapi dengan menghadirkan budaya membaca di tengah masyarakat sebagai bentuk aktualisasi nilai-nilai kebangsaan.
Lapak Baca kali ini menjadi istimewa karena mendapat dukungan penuh dari Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pramono Anung, yang turut hadir dan memberikan pernyataan langsung mengenai pentingnya literasi sebagai sarana merawat ideologi Pancasila secara hidup dan berdaya guna.
“Hari ini, kita tidak hanya memperingati kelahiran Pancasila dalam bentuk simbolik. Kita menghidupkannya melalui tindakan nyata: membuka akses pengetahuan, mengajak warga berpikir kritis, dan membangun solidaritas. Lapak Baca ini adalah pengejawantahan nilai-nilai Pancasila di ruang publik,” ujar Gubernur Pramono di tengah kegiatan.
Lebih lanjut, Pramono menegaskan bahwa sila-sila dalam Pancasila tidak berhenti pada pidato kenegaraan atau hafalan teks, melainkan harus terus-menerus dihidupkan dalam praktik sosial. Kegiatan membaca bersama di taman kota terbuka untuk siapa pun, tanpa diskriminasi usia, suku, atau latar belakang merupakan bentuk konkret dari kemanusiaan yang adil dan beradab, serta persatuan Indonesia.
“Keadilan sosial bisa dimulai dari keadilan akses terhadap ilmu pengetahuan. Dan literasi adalah fondasi untuk membangun warga yang berpikir merdeka dan bertindak bijak,” tambah Gubernur.

Motoliango Literasi adalah komunitas literasi yang dimotori oleh anak-anak muda asal Gorontalo yang kini tersebar di berbagai wilayah, termasuk di Jakarta. Melalui Lapak Baca, mereka berupaya membawa semangat literasi dari kampung halaman ke ruang-ruang urban menjadikannya sebagai alat pemberdayaan sosial, pembentukan karakter, dan pelembagaan nilai-nilai kebangsaan.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap Minggu ini menawarkan ratusan koleksi bacaan gratis, mulai dari buku anak, sastra klasik, filsafat, hingga buku pemikiran kritis. Para pengunjung bebas membaca, dan berdiskusi.
Memperingati Hari Lahir Pancasila tidak harus selalu dengan upacara dan pidato. Bagi Motoliango Literasi, Pancasila hidup ketika warga diberi ruang untuk belajar, berpikir, dan menyuarakan gagasan. Lapak Baca menjadi salah satu bentuk pengamalan nilai-nilai dasar bangsa: ketuhanan yang inklusif, kemanusiaan yang adil, persatuan yang hidup, demokrasi yang partisipatif, dan keadilan yang substantif.
Dalam situasi di mana tantangan bangsa semakin kompleks polarisasi sosial, krisis informasi, hingga pudarnya minat baca gerakan literasi seperti ini menjadi kebutuhan mendesak.
Melalui dukungan langsung dari Gubernur DKI Jakarta dan partisipasi aktif warga, Lapak Baca bukan hanya menjadi simbol peringatan Hari Lahir Pancasila, tetapi juga ruang penyemaian nilai-nilai kebangsaan yang bersifat lintas generasi dan lintas identitas.
Motoliango Liiterasi akan terus melaksanakan kegiatan ini setiap pekan di ruang-ruang publik terbuka dan siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas dampaknya.
Penulis: Zulfikar S. Daday
Penerbit: HM
Artikel Refleksi Harlah Pancasila; Gubenur Dki Dan Motoliango, Lapak Baca Adalah Implementasi pertama kali tampil pada HARIAN METRO.