BANYUWANGI – Tari Kembang Pesisir membuka gelaran Festival Maritim dan Diklatsus Nasional Banser Maritim (Baritim) di kawasan Bangsring Underwater, Banyuwangi, pada 14 Mei 2025. Tarian tradisional khas Banyuwangi itu bukan hanya hiburan pembuka, melainkan pernyataan simbolik: laut bukan hanya ruang hidup, tapi juga ruang juang.

Gelaran selama tiga hari ini—13 hingga 15 Mei menjadi tonggak penting bagi Gerakan Pemuda Ansor dalam mengukuhkan satuan Baritim sebagai kekuatan baru di ranah kemaritiman. Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Addin Jauharudin, hadir langsung membuka acara. Ia menyebut revitalisasi Baritim sebagai bagian dari strategi besar pertahanan rakyat semesta, yang menyatukan kekuatan ideologis Nahdlatul Ulama dengan potensi ekonomi kelautan nasional.

“Ini adalah kolaborasi Nusantara; NU, santri, dan tentara bersatu dalam menjaga laut kita,” ujar Addin. Di hadapannya, hadir pula Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Letkol (Laut) Muhammad Puji Santoso menandakan penguatan Baritim bukan agenda sektoral, tapi lintas lembaga.

Baritim sendiri bukan organisasi baru. Tapi dalam format terbarunya, seperti disampaikan Kepala Satuan Khusus Nasional Baritim, Ikhwan Arief, ada penekanan pada kurikulum pelatihan nasional yang disusun dan ditetapkan selama Diklatsus kali ini. Kurikulum itu kelak menjadi standar dalam kaderisasi Banser Maritim se-Indonesia.

Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, Musaffa Safril, menggarisbawahi makna strategis Banyuwangi sebagai lokasi kegiatan. “Ansor lahir dari rahim perjuangan di Banyuwangi. Maka, sangat relevan jika revitalisasi Baritim digelar di sini,” ujarnya. Menurutnya, Jawa Timur tak hanya berperan sebagai tuan rumah, tapi juga sebagai barometer gerakan Baritim di tingkat nasional.

Addin tak hanya bicara pertahanan. Ia menuntut peran ganda dari satuan ini. “Banser Maritim harus mampu hadir membantu masyarakat pesisir dalam penguatan ekonomi bahari, dari hulu ke hilir: dari nelayan, transportasi laut, wisata, kuliner, hingga platform digital ekonomi kelautan,” tegasnya. 

Ia bahkan menginstruksikan konsolidasi nasional untuk membentuk Baritim di seluruh cabang wilayah pesisir.

“Fungsi Baritim adalah fungsi pengabdian serbaguna—untuk pertahanan, untuk ekonomi, dan untuk kesejahteraan masyarakat bahari Indonesia,” pungkasnya.

Di tengah semilir angin laut Banyuwangi, tekad itu dikukuhkan. Laut bukan hanya batas, tapi awal dari langkah panjang Ansor dalam membumikan hablum minal ‘alam di samudra Nusantara.