JAKARTA – Dewasa bukan hanya soal usia atau status. Banyak orang terlihat matang dari luar, tapi di dalam, masih terjebak dalam pola pikir kekanak-kanakan. Salah satu penyebabnya adalah sikap berlebihan terhadap gengsi dan hal-hal duniawi.
Tuntutan hidup kadang membuat orang dewasa lebih fokus pada pencapaian materi. Jabatan, kendaraan, rumah, dan penampilan jadi simbol keberhasilan. Tapi saat gengsi jadi landasan hidup, yang lahir bukan kematangan, melainkan tekanan, kelelahan, bahkan kekosongan.
Berikut Sahabat Tikta, Kami ulaskan dampak terjabak gengsi dan terikat duniawi:
1. Fokus pada materi dan jadi patokan hidup
Ketika seseorang terlalu fokus pada gengsi dan duniawi, mereka cenderung memprioritaskan materi dan kekayaan daripada nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan.Begitu juga ketika nilai diri ditentukan dari apa yang dimiliki, bukan siapa diri kita sebenarnya, maka manusia kehilangan arah. Segalanya jadi soal pamer.
2. Kurangnya empati
Gengsi dan memikirkan duniawi dapat membuat seseorang kurang peduli dengan kebutuhan dan perasaan orang lain. Sebab gengsi akan membuatnya lebih peduli pada penampilan sosial daripada kondisi orang lain. Sehingga kepekaannya lambat laun akan memudar.
3. Meningkatnya ego sulit untuk belajar
Gengsi dan memikirkan duniawi dapat meningkatkan ego dan kesombongan seseorang, membuat mereka merasa lebih baik dari orang lain. Dia merasa sudah ‘jadi orang’ bisa sehingga menutup diri dari masukan. Padahal, belajar dan evaluasi diri merupakan ciri kedewasaan sejati.
4. Stres, cemas, tekanan sosial makin tinggi
Gengsi dan memikirkan duniawi dapat menyebabkan stres dan kecemasan, karena seseorang terus-menerus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Demi menjaga citra di mata orang lain, banyak orang dewasa menahan diri, bahkan mengorbankan kenyamanan pribadi. Hasilnya: stres.
5. Kurangnya pertumbuhan spiritual, hidup jadi kosong
Gengsi dan memikirkan duniawi dapat menghambat pertumbuhan spiritual, dampaknya membuat kamu kurang memahami nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya. Kesibukan duniawi membuat kamu juga lupa beristirahat secara batin. Padahal, kedamaian tidak selalu datang dari pencapaian, tapi dari keheningan.
6. Relasi tidak sehat.
Gengsi dan memikirkan duniawi dapat membuat kamu memiliki hubungan yang tidak sehat dengan orang lain, karena mereka lebih memprioritaskan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Saat kamu membangun hubungan dari pamrih, cinta pun jadi transaksional, dan gengsi pun kerap memicu konflik yang tak disadari.
7. Tidak pernah puas.
Gengsi dan memikirkan duniawi dapat membuat kamu merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki, karena terus-menerus berusaha untuk memiliki lebih banyak. Kamu juga tidak sadar gengsi merupakan lubang yang tak pernah penuh. Hari ini ingin lebih, besok ingin lebih lagi. Maka kepuasan yang kami idamkan cuma ilusi.
8. Kurangnya pengembangan diri
Gengsi dan memikirkan duniawi dapat menghambat pengembangan diri kamu, karena kamu kurang memahami nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya dan kurang berusaha untuk meningkatkan diri. Meskipun kamu bisa sukses secara karier, tapi tetap gagal menjadi dewasa secara utuh jika hanya fokus pada dunia luar.
Catatan: Dewasa bukan tentang apa yang kita miliki, tapi tentang bagaimana kita menjalani hidup dengan tenang, jujur, dan apa adanya.