
HarianMetro.co, POHUWATO – Suasana internal Universitas Pohuwato (UNIPO) memanas pasca pelantikan pejabat struktural baru. Hanya sehari setelah pelantikan berlangsung, sekelompok mahasiswa menggelar aksi demonstrasi yang berujung pada penyegelan ruang rektor.
Aksi tersebut diduga kuat dipicu oleh provokasi dari oknum dekan Fakultas Teknik yang menolak kebijakan reshuffle jabatan di lingkungan kampus.
Rektor Universitas Pohuwato, Dr. Gretty S. Saleh, S.Ip., M.Si., menegaskan bahwa pergantian pejabat struktural merupakan bagian dari proses evaluasi dan penyegaran organisasi, bukan keputusan yang bersifat personal.
“Kami melakukan evaluasi terhadap beberapa pejabat struktural berdasarkan kinerja dan kebutuhan lembaga. Sebelum pelantikan, kami sudah mengundang dekan Fakultas Teknik untuk membicarakan hasil evaluasi itu. Namun, yang bersangkutan justru menyampaikan akan ada aksi mahasiswa,” ungkap Rektor Gretty, Rabu (28/10/2025).
Menurutnya, reshuffle jabatan adalah hal wajar dalam tata kelola perguruan tinggi. Ia menyesalkan adanya indikasi keterlibatan pihak internal yang menggiring mahasiswa ke dalam persoalan jabatan.
“Kampus bukan arena politik jabatan. Kami terbuka terhadap aspirasi, tapi harus melalui mekanisme yang benar. Mahasiswa bisa menyampaikan pendapat lewat jenjang program studi hingga ke dekanat. Jika tidak ada solusi, baru dibawa ke rektorat. Tapi ini tiba-tiba ada demo tanpa pemberitahuan, bahkan sampai menyegel ruang rektor. Itu tindakan yang tidak dapat dibenarkan,” tegasnya.
Rektor juga memastikan, mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut akan dipanggil untuk dimintai klarifikasi.
“Kami akan undang mahasiswa yang ikut demo itu. Jika terbukti melanggar tata tertib kampus atau terlibat dalam penyegelan, akan ada sanksi akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujarnya.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa menolak adanya reshuffle jabatan di fakultas dengan alasan belum ada dasar yang jelas untuk pergantian. Namun, pihak rektorat menilai tuntutan itu tidak memiliki dasar yang sesuai dengan mekanisme pengelolaan universitas, sebab jabatan struktural merupakan kewenangan pimpinan universitas berdasarkan evaluasi kinerja dan kebutuhan lembaga.
Lebih jauh, Rektor Gretty mengungkapkan bahwa sebelum aksi mahasiswa digelar, sempat terjadi penyegelan ruang fakultas oleh sejumlah dosen yang juga menolak keputusan reshuffle.
“Jadi ini sudah jelas ada rangkaian tindakan yang berhubungan. Ada penolakan dari beberapa dosen, lalu muncul aksi mahasiswa yang membawa isu yang sama. Ini sedang kami dalami lebih lanjut,” jelasnya.
UNIPO, lanjut Rektor Gretty, berkomitmen menjaga stabilitas akademik dan memastikan setiap kebijakan dijalankan secara profesional.
“Kami tidak akan menoleransi tindakan yang mengganggu ketertiban dan merusak nama baik institusi. Kampus harus tetap menjadi tempat belajar, bukan arena kepentingan kelompok atau individu,” tegasnya.
Hingga kini, pihak universitas tengah melakukan langkah klarifikasi dan investigasi internal terhadap dugaan keterlibatan oknum dosen maupun dekan dalam penggerakan massa mahasiswa.//Mldi
Artikel UNIPO Panas Pasca Reshuffle: Rektor Sebut Ada Penggiringan Mahasiswa oleh Oknum Dekan pertama kali tampil pada HARIAN METRO.