SURABAYA – DPRD Surabaya menggelar rapat paripurna yang menandai pidato perdana Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk periode 2025-2030. Dalam pidatonya, Eri menegaskan pentingnya konsep aglomerasi dalam menangani berbagai persoalan perkotaan.
Rapat yang dipimpin Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono itu juga dihadiri tiga bupati dari wilayah penyangga, Gresik, Sidoarjo, dan Bangkalan, serta jajaran Forkopimda Kota Surabaya.
Adi menyebut, kehadiran para bupati tersebut mencerminkan semangat kolaborasi untuk menyelesaikan masalah perkotaan secara bersama-sama, termasuk kemacetan dan banjir.
“Penanganan ini butuh koordinasi lintas daerah. Begitu juga kerja sama di sektor ekonomi dan perdagangan yang akan saling menguntungkan,” ujarnya usai rapat, Senin (3/3).
Menurutnya, pendekatan aglomerasi yang diusung Eri akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kenyamanan dan aktivitas ekonomi.
“Masyarakat bisa lebih leluasa beraktivitas tanpa terganggu banjir. Mereka bisa mulai jualan dan sebagainya. Pembangunan saluran dan infrastruktur pendukung harus diprioritaskan,” tambahnya.
Sementara itu, Eri menekankan bahwa pertumbuhan Surabaya tidak bisa dilepaskan dari daerah sekitar. Ia menyebut kerja sama antardaerah dapat memperkuat ketahanan pangan dan mendorong sektor UMKM.
“Kita harus membangun berbasis warga, bukan sekadar administratif. Dengan kerja sama ini, UMKM di daerah penyangga bisa memasok kebutuhan hotel dan restoran di Surabaya. Koperasi ketahanan pangan juga harus kita bentuk,” kata Eri.