SURABAYA – Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Agus Mashuri, melaksanakan kegiatan Penjaringan Aspirasi Masyarakat (Reses) pada Sidang I Masa Persidangan III Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Balai RT 003 RW 012 Kelurahan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, tepatnya di Perumahan Pondok Benowo Indah (PBI), Senin (19/5) malam.
Kegiatan reses ini bertujuan, untuk mendengarkan langsung keluhan dan aspirasi warga, yang nantinya akan disampaikan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya agar segera mendapatkan tindak lanjut.
Salah satu warga, Arifin, menyampaikan aspirasinya terkait fasilitas umum berupa lapangan olahraga yang hingga kini belum dibangun oleh Pemkot.
“Lapangan tempat kita ini sudah beberapa kali diukur, tapi gak pernah ada kelanjutan, padahal lapangan di RW lain sudah dibangun dengan baik, kami berharap realisasi pembangunan fasum ini,” ujar Arifin.
Keluhan juga disampaikan oleh Suwarno, warga yang telah menetap puluhan tahun di PBI. Ia menyoroti permasalahan genangan air yang sering terjadi di sekitar Masjid At-Tauhid.
“Ketika hujan jalan menuju kami pulang selalu menggenang air cukup tinggi, dan ini terjadi bertahun tahun, padahal ini jalur utama PBI, selain itu drainase yang ada masih belum berfungsi karena masih buntu,” ungkapnya.
Sementara itu, Ainul, seorang kader Surabaya Hebat, mengusulkan agar Pemkot menyediakan pelatihan kerja bagi ibu-ibu rumah tangga, guna menambah keterampilan dan membuka peluang penghasilan tambahan bagi keluarga.
Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Agus Mashuri menyatakan komitmennya untuk membawa seluruh aspirasi itu ke rapat dewan.
“Semua akan saya bawa ke sidang Dewan, mengenai sebab dan kendala akan dipelajari, terutama mengenai genangan air yang menjadi program Pemkot dalam mengendalikan banjir,” kata Agus.
Selain itu, Agus juga menyinggung soal sistem zonasi yang kini berubah menjadi domisili. Menurutnya, ini akan menjadi pekerjaan rumah tersendiri, karena banyak warga yang mengeluhkan atas penerimaan siswa baru.
“Warga masih mengeluhkan sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru, karena lokasi tempat tinggalnya terlalu jauh dari sekolah, kemungkinan diterima di sekolah negeri sangat kecil,” ujarnya.
Ia juga menyoroti, keluhan warga yang merasa tidak aman, ketika pulang kerja di malam hari karena kondisi jalan di Romokalisari yang gelap dan rawan banjir, serta berpotensi menimbulkan tindak kriminal.
“Ini akan saya sampaikan pada dinas terkait, dan seharusnya ini tidak boleh terjadi, karena pemerintah wajib memberikan rasa aman pada warganya,” tegasnya.