MAJALENGKA – Produksi padi di Kabupaten Majalengka merupakan salah satu sektor pertanian yang penting bagi masyarakat setempat selain sebagai penyumbang bagi Jawa Barat. Kabupaten Majalengka dikenal dengan lahan pertaniannya yang subur dan sistem irigasi yang relatif baik, sehingga mendukung pertumbuhan padi sebagai komoditas utama.
“Pertanian di Majalengka surplus, terutama pada komoditas padi dan jagung, dengan ditopang oleh lahan yang subur dan sistem irigasi yang baik. Surplus ini menunjukkan produksi melebihi kebutuhan lokal dan memungkinkan pengiriman hasil pertanian ke wilayah luar Majalengka,” kata Bupati Majalengka, Eman Suherman saat panen padi bersama Wakil Menteri Pertanian pada Peringatan Hari Tani Nasional di Kandanghaur, Rabu (24/9).
Surplus pertanian ini memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Majalengka dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Menurut Bupati pada Tahun 2024 tercatat produksi gabah mencapai 160.000 ton. Dengan jumlah tersebut masih bisa menyumbang ketersediaan pangan Jawa Barat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka, H.Gatot Sulaeman menambahkan saat ini luas lahan pertanian 30.996,42 hektare.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ini terluas berada di Kecamatan Ligung mencapai 3.218,19 hektare, Kecamatan Jartitujuh seluas 2.18,11 hektare, Lemahsugih seluas 1.965,65 hektare.
“Walaupun lahan pertanian yang ada di wilayah utara sebagian sudah beralih fungsi menjadi pabrik dan perumahan, tapi capaian gabah masih tetap surflus,” tutur Gatot.
Selain surflus padi di Kabupaten Majalengka juga surflus jagung. Tahun ini target produksi jagung 133.839 ton, dengan luas areal tanam 18.456 hektare.
“Produksi jagung 2 tahun terakhir sebanyak 112.486 ton pada 2023 dan pada 2024 sebanyak 132.246 ton. Dengan cakupan lahan pertanian jagung di Kecamatan Majalengka, Bantarujeg, Maja dan Banjaran,” ujarnya.(FARHAN)